Mantan Presiden Park Geun-hye, yang dimakzulkan pada tahun 2017 lalu karena skandal jual-beli kekuasaan, telah meminta maaf kepada publik karena gagal menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya hingga menyebabkan kekecewaan dan kekhawatiran yang masif.
Berbicara kepada media lokal untuk pertama kalinya sejak menerima pengampunan atas hukuman penjara selama 22 tahun pada akhir tahun 2021, Park mengatakan bahwa ia terkejut mengetahui skandal yang dipimpin oleh mantan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil, selama proses interogasi oleh jaksa.
Mantan presiden tersebut mengatakan bahwa ia menyesal karena skandal korupsi tersebut muncul karena kurangnya perhatian terhadap lingkungannya.
Mengenai penilaian terhadap pemerintahannya, Park mengatakan meskipun ia menerima pandangan bahwa ia secara pribadi gagal karena digulingkan sebelum masa jabatannya berakhir, ia tidak dapat memahami mereka yang mengkritik kebijakan pemerintah.
Mengacu pada reformasi pensiun bagi pejabat publik, penutupan kompleks industri Gaeseong dan penempatan sistem pertahanan rudal THAAD AS, Park mengatakan bahwa ia percaya tugas-tugas tersebut harus dipenuhi demi masa depan bangsa.
Selama pemerintahan Moon Jae-in yang liberal, Park mengatakan bahwa ia prihatin dengan keamanan nasional dan hal-hal lain, dengan mengutip tanggapannya terhadap program nuklir Korea Utara dan ketidakharmonisannya dengan negara-negara sekutu.
Ketika ditanya tentang laporan mengenai kampanye parlemen oleh mantan anggota parlemen yang berasal dari faksi yang bersekutu dengannya, Park mengatakan ia berharap mereka akan menahan diri untuk tidak berbicara tentang pemulihan kehormatannya.
Mantan presiden itu juga menambahkan bahwa ia tidak memiliki rencana politik untuk pemilihan umum tahun depan.