Duta Besar Korea Selatan untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Hwang Joon-kook menekankan bahwa apabila kerja sama antara Korea Utara dan Rusia bermanfaat untuk memperkuat program senjata pemusnah massal dan daya militer Korea Utara, hal itu jelas melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Di dalam pidato sidang Majelis Umum PBB yang digelar di New York, Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (03/10) waktu setempat, Dubes Hwang mengatakan bahwa peluncuran misil Korea Utara yang beruntun, serta pengembangan program rudal balistik dan senjata nuklir adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ditambahkan pula, Korea Selatan akan menjalankan kewajibannya yang menaati peraturan dan norma yang ditentukan secara bertanggung jawab untuk menjamin perdamaian dan keamanan dunia internasional sebagai negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2024-2025.
Dubes Hwang menekankan bahwa Korea Selatan mendesak Rusia untuk menepati perjanjian resolusi DK PBB secara penuh, dan juga mendesak Korea Utara untuk menghentikan provokasi tambahan, serta memilih jalan denuklirisasi yang komprehensif termasuk dialog.
Hwang mengatakan bahwa peluncuran satelit yang diklaim Korea Utara memanfaatkan teknologi rudal balistik, sehingga hal itu tidak berhubungan dengan penggunaan yang damai di luar angkasa.
Menurut Hwang, Korea Utara berencana akan melakukan peluncuran ketiga satelit pada bulan Oktober ini dan untuk yang ketiga kalinya dalam tahun ini dan Korea Utara diharapkan segera menghentikan provokasi tambahan.