Serikat Buruh Kereta Subway Seoul yang menolak restrukturisasi tenaga kerja, menggelar rapat negosiasi dengan pihak perusahaan pada hari Selasa (21/11) menjelang H-1 aksi mogok kerja yang sebelumnya telah diumumkan.
Sebelumnya, Serikat Buruh Kereta Subway Seoul yang telah menggelar aksi mogok kerja peringatan tahap pertama pada tanggal 9-10 November lalu untuk memberitahukan bahwa pihaknya akan melakukan aksi serupa tahap kedua pada 22 November apabila tidak ada perubahan sikap dari pihak perusahaan.
Kedua belah pihak terus berdebat akibat langkah restrukturisasi tenaga kerja, karena gagal mencapai titik temu meski telah berulang kali melakukan musyawarah.
Pihak perusahaan berencana untuk mengurangi 2.200 orang tenaga kerja hingga tahun 2026 mendatang untuk normalisasi pengelolaan. Sedangkan serikat buruh menuntut pembatalan rencana tersebut dengan alasan pengurangan tenaga kerja akan berdampak pada faktor keselamatan.
Dalam upaya negosiasi sebelumnya, pihak perusahaan mengusulkan langkah perekrutan tenaga kerja sebanyak 600 orang pada semester kedua tahun ini, namun pihak buruh menuntut perekrutan tenaga kerja sebanyak 800 orang.
Atas pengumuman aksi mogok kerja Serikat Buruh Kereta Subway Seoul, pemerintah kota Seoul menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas terhadap bentuk aksi mogok kerja yang berlangsung secara ilegal.