Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Mantan Presiden Korsel Roh Tae-woon Menutup Mata di Usia 88 Tahun

Write: 2021-10-27 11:32:31

Thumbnail : YONHAP News

Mantan Presiden Korea Selatan Roh Tae-woo meninggal dunia pada hari Selasa (26/10).

Presiden keenam Korea Selatan itu hadir dalam dunia politik Korea Selatan setelah berperan dalam kudeta militer yang dilakukan Mantan Presiden Chun Doo-hwan pada 12 Desember 1979.

Roh Tae-woo terlibat dalam tindak kekerasan berdarah di masa Pergerakan Demokratisasi Gwangju pada 1987, dan terpilih sebagai presiden Korea Selatan pada 1988 setelah berjanji dalam Deklarasi 29 Juni untuk melakukan reformasi yang mengesahkan pemilihan presiden langsung yang dituntut oleh rakyat Korea Selatan.

Ia menjadi presiden pertama yang dipilih oleh rakyat Korea Selatan secara langsung.

Kebijakan ke Arah Utara yang dilaksanakan Oleh Roh sepanjang masa jabatan sebagai presiden diakui sebagai prestasi utamanya.

Presiden Roh telah menjalin hubungan dengan negara-negara sosialis, termasuk dengan Uni Soviet pada 1990 dan dua tahun kemudian melakukan diplomasi dengan China.

Ia juga memungkinkan keanggotaan dua Korea ke Perserikatan Bangsa-Bangsa secara bersama-sama pada September 1991.

Mantan Presiden Roh, yang menutup mata di usianya yang ke-88, juga mengukuhkan dasar perbaikan hubungan antar-Korea dengan mengadopsi perjanjian antar-Korea yang menyatakan rekonsiliasi dan non-agresi antar-Korea.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Roh kemudian diselidiki dan ditahan atas dugaan menerima dana gelap sebesar 400 miliar won saat menjabat sebagai presiden.

Chun Doo-hwan dan Roh juga dinyatakan bersalah atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan yang terjadi di masa Pergerakan Demokratisasi Gwangju.

Pada saat itu, Roh mengatakan bahwa dia akan menerima hukuman dan hinaan apapun.

Roh divonis 17 tahun hukuman penjara, namun kemudian dibebaskan setelah mendapatkan amnesti dari Presiden Kim Young-sam pada 1997. 

Roh tidak pernah memberikan penjelasaan mengenai kudeta militer 12 Desember 1979 dan tindak kekerasan militer terhadap para demonstran Pergerakan Demokratisasi Gwangju.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >