Komisi Penyiaran dan Komunikasi Nasional bersama Kementerian Sains, Teknologi, Informasi dan Telekomunikasi Korea Selatan mengumumkan penanggulangan distribusi spam yang menyamar sebagai bank.

Langkah yang diambil bersama kementerian itu dikarenakan meningkatnya spam yang menyamar sebagai lembaga keuangan, di tengah kondisi COVID-19 yang berkepanjangan. 

Sebagian spam menarik minat mangsanya dengan ajakan investasi dan pinjaman.

Spam ilegal yang menyamar sebagai bank meningkat sebanyak 81 persen, dari 168 ribu kasus pada kuartal pertama menjadi 293 ribu kasus pada kuartal ketiga tahun ini.

Sebagai langkah pertama, pemerintah akan memperbaiki syarat dan ketentuan operator telekomunikasi hingga kuartal pertama tahun depan, kemudian menerapkan pembatasan untuk pelanggan telepon rumah dan telepon internet.

Berdasarkan hal itu, setiap individu hanya bisa memiliki lima sambungan telepon rumah dan telepon internet, sementara perusahaan dapat memiliki banyak saluran sesuai jumlah pekerjanya.

Jika membutuhkan saluran tambahan, maka perusahaan harus menajalani proses verifikasi khusus.

Semua saluran telepon yang digunakan untuk pengiriman spam akan dicabut.

Pelacakan pengirim spam pun akan dipercepat dengan menerapkan kode pengenal masing-masing perusahaan yang ada pada standar pengiriman pesan singkat atau SMS.

Komisi Penyiaran dan Komunikasi Nasional memperkirakan pengirim pertama spam dapat dilacak dan diblokir dalam dua hari setelah dilaporkan.

Sanksi bagi pengirim spam jahat pun akan diperkuat.

Jika mengirim iklan tentang pinjaman dan judi ilegal, maka pihak bersangkutan akan dijatuhi hukuman penjara 3 tahun ke bawah atau denda di bawah 30 juta won, dari sebelumnya hukuman penjara satu tahun ke bawah atau denda di bawah 10 juta won. 

Komisi itu menambahakan bahwa fungsi pelaporan spam yang hanya tersedia untuk ponsel Android akan disediakan untuk iPhone hingga akhir tahun ini.