Presiden Yoon Suk Yeol berjanji membangun kembali negara yang benar-benar milik rakyat berdasarkan demokrasi liberal dan ekonomi pasar.
Pada upacara pelantikannya di depan Majelis Nasional pada hari Selasa (10/05), Yoon mengatakan dia akan menanggapi panggilan zaman dan memajukan bangsa menuju pemenuhan tanggung-jawab dan peran di komunitas internasional.
Mengutip pandemi COVID-19, gangguan rantai pasokan global, perubahan iklim, kekurangan pangan dan energi, pertumbuhan dan polarisasi rendah, Yoon menunjukkan bahwa kondisi politik saat ini yang tidak demokratis tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Presiden menilai anti-intelektualisme, di mana perselisihan antar-kelompok yang berbeda mengarah pada distorsi kebenaran, mengancam demokrasi. Dia kemudian meminta masyarakat untuk mendefinisikan kembali nilai-nilai kebebasan untuk mengatasi krisis tersebut.
Mengenai pertumbuhan ekonomi, Yoon menekankan bahwa hanya ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang dapat menawarkan peluang bagi Korea Selatan untuk membuat lompatan ke depan dan mencapai ekspansi yang cepat.
Mengenai kebijakan Korea Utara, presiden berjanji untuk membiarkan pintu dialog tetap terbuka, sambil mencari resolusi damai terkait pengembangan nuklir Korea Utara.
Jika rezim Korea Utara mengambil langkah-langkah praktis menuju denuklirisasi, Yoon menjanjikan rencana berani dalam kerja sama dengan masyarakat internasional untuk mendukung perbaikan ekonomi Korea Utara dan kehidupan masyarakatnya.