Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyerukan dukungan Majelis Nasional untuk segera meloloskan rancangan anggaran tambahan yang diajukan pemerintah senilai 36,4 triliun won untuk dana bantuan bagi penguasaha kecil dan wiraswata yang menderita kerugian akibat pandemi COVID-19. 

Presiden Yoon menekankan diperlukannya kerja sama bipartisan untuk mengatasi ancaman dan tantangan serius yang sedang dihadapi Korea Selatan. 

Yoon membuat seruan tersebut pada hari Senin (16/05) dalam pidato pertamanya di hadapan parlemen, enam hari sejak dilantik menjadi presiden pada 10 Mei. 

Dalam pidatonya, Yoon menunjukkan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi termasuk perubahan ekonomi dan keamanan yang sangat sulit. 

Terlebih lagi, dia mengutarakan bahwa pemerintah mengevaluasi adanya tanda-tanda persiapan uji nuklir Korea Utara yang terus mengembangkan sistem persenjataan nuklir yang lebih canggih dan terus melanjutkan uji coba nuklir dan rudalnya. 

Untuk itu, berdasarkan sejarah, Presiden Yoon menghimbau perlunya koordinasi erat antara partai berkuasa dan oposisi, yang saat ini sedang berkonflik, untuk menanggulangi krisis demi stabilisasi kehidupan masyarakat.

Terkait arah kebijakan pemerintahan baru terhadap Korea Utara, dia mengungkapkan bahwa perdamaian yang berkelanjutan harus dibangun melalui proses denuklirsasi Korea Utara dan kepercayaan antara kedua Korea. 

Selanjutnya, Yoon mengatakan bahwa Seoul akan secara aktif memberikan bantuan bagi Pyongyang untuk mengatasi penyebaran COVID-19, termasuk vaksin, jika pihak Korea Utara menanggapi secara positif.

Dia menambahkan, pemerintah Korea Selatan bersedia memberikan bantuan kemanusiaan kapan saja tanpa pertimbangan politik maupun militer. 

Sebelum menyampaikan pidatonya, Presiden Yoon bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Park Byung-seok dan para pimpinan partai politik untuk meminta dukungan parlemen mengenai penunjukan calon Perdana Menteri Han Duck-soo.