Sebuah data terbaru yang menganalisis kehidupan generasi saat ini berusia 20 hingga 30-an tahun yang tinggal di Seoul telah dirilis.
 
Berdasarkan data tersebut, ditemukan bahwa sekitar setengah dari kelompok tersebut mengalami stres akibat tekanan hidup sehari-hari.
 
Sebanyak 46 persen warga berusia 20-39 tahun menjawab mereka mengalami stres. Di antaranya, sebanyak 23 persen reaponden merasakan stres akibat hubungan inter-personal di tempat kerja atau sekolah.
 
Rata-rata jam tidur di kelompok tersebut adalah 6 jam 49 detik. Dan ditemukan bahwa semakin pendek waktu tidur, semakin tinggi tingkat stres yang dialami.
 
Dibandingkan dengan lima tahun lalu, tingkat kebahagiaan kelompok tersebut menurun secara signifikan di semua bidang, termasuk kesehatan, finansial, dan persahabatan.
 
Selain itu, persentase pekerja yang merupakan pekerja tetap di tahun lalu mengalami penurunan dari sebelumnya 70,2 persen pada 2020 menjadi 67,7 persen pada tahun lalu.
 
Adapun, ditemukan bahwa warga berusia antara 20-30 tahun memiliki jam kerja yang lebih singkat dibandingkan kelompok usia lainnya. Mereka bekerja selama rata-rata 40 jam 20 menit dalam seminggu, lebih pendek 37 menit dibandingkan kelompok berusia 40-50 tahun.
 
Menurut hasil survei, dibandingkan dengan perempuan, pria berusia 20-30 tahun mengungkapkan keinginan untuk menikah dan memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi mengenai memiliki anak.
 
Perpsepsi mengenai perluasan partisipasi perempuan dalam kegiatan sosial juga menunjukkan perbedaan yang signifikan.
 
Selama empat tahun terakhir, tanggapan positif dari pria terus menurun mengenai isu peningkatan sistem partisipasi wanita dalam kegiatan sosial, sedangkan tanggapan positif di kalangan perempuan meningkat.
 
Survei tersebut dilakukan oleh Seoul Survei terhadap 5.000 warga dari 20 ribu rumah tangga di Seoul dan 2.500 warga negara asing yang menetap di Seoul dalam periode September hingga November tahun lalu.