Korea Selatan mulai mengimplementasikan langkah karantina yang lebih ketat atas pendatang dari China pada Senin (02/01) di tengah meningkatnya penularan COVID-19 di China setelah Beijing memutuskan mencabut kebijakan Nol-COVID di bulan lalu. 

Pada minggu lalu, otoritas kesehatan mengumumkan pemerintah akan mengimplementasikan langkah karantina yang lebih ketat atas pendatang dari China pada Senin (02/01) hingga akhir Februari.

Semua pendatang dari China, yang masuk ke Korea Selatan dengan menaiki pesawat maupun kapal, akan diwajibkan menyerahkan hasil tes PCR negatif yang dilakukan 48 jam atau rapid test antigen dalam 24 jam sebelum keberangkatan. Mereka juga akan diwajibkan melakukan tes PCR dalam waktu satu hari sejak ketibaan.

Korea Selatan juga akan menangguhkan visa kunjungan jangka pendek untuk turis dan pendatang dari China, kecuali untuk urusan diplomatik, bisnis, dan kemanusiaan. Larangan ini akan mulai diterapkan pada Senin (02/01) hingga 31 Januari.

Semua kedatangan dari China akan diwajibkan mengisi kuesioner Q-Code elektronik sebelum masuk ke Korea Selatan.

Para pengunjung asing dari China dengan visa kunjungan jangka pendek harus dites segera saat ketibaan di bandara dan harus menunggu di fasilitas akomodasi hingga hasil tes keluar. Para pengunjung dari Hong Kong dan Makau tidak dikenakan aturan ini.

Warga Korea Selatan dan warga negara asing yang memiliki izin tinggal dan kembali ke Korea Selatan dari kunjungan ke China harus melakukan tes PCR dalam satu hari sejak ketibaan, serta melakukan karantina di tempat tinggal mereka hingga mendapatkan hasil tes PCR negatif.

Sementara itu, dilaporkan jumlah kasus harian baru yang dikonfirmasi pada Senin (02/01) dini hari tercatat sebanyak 22.735 kasus, termasuk penularan dari luar negeri sejumlah 35 kasus dengan 3 pasien dilaporkan berasal dari China.

Jumlah harian pasien kritis sebanyak 600 orang, merupakan yang tertinggi dalam 8 bulan terakhir.