Komisi Perdagangan Adil (FTC) mengizinkan penggabungan antara Korean Air dan Asiana Airlines secara bersyarat.

FTC menilai jika kedua maskapai tersebut bergabung, maka persaingan di 40 rute, termasuk 26 rute internasional dan 14 rute domestik, dari 87 rute yang tumpang tindih di dalam dan luar negeri kemungkinan besar akan dibatasi.

Karenanya, hak penggunaan fasilitas bandari untuk 34 rute dari rute-rute tersebut wajib dikembalikan oleh kedua perusahaan tersebut ketika maskapai baru masuk atau maskapai yang sudah ada meningkatkan penerbangannya dalam 10 tahun ke depan.

Selain itu, hak angkut dari 11 jalur penerbangah wajib diserahkan kembali dan tarif penerbangan dari rute penerbangan kedua maskapai juga tidak boleh dinaikkan secara berlebihan. 

Tindakan untuk mengurangi jumlah tempat duduk dalam pesawat atau menurunkan kualitas jasa juga tidak diizinkan. 

Ketua FTC Cho Seong-wook mengatakan bahwa keputusan kali ini bermakna untuk mencegah kemungkinan kerugian konsumen yang diakibatkan oleh penggabungan kedua perusahaan dan demi menjaga sistem persaingan di pasar penerbangan Korea Selatan.  

FTC mengeluarkan keputusan terakhir tersebut satu tahun setelah Korean Air mengajukan penggabungan dengan Asiana Airlines pada bulan Januari tahun lalu. 

Dengan demikian, pemeriksaan 9 negara dari 15 negara yang melakukan peninjauan atas penggabungan kedua maskapai penerbangan tersebut telah diselesaikan. 

Diperkirakan peninjauan merger kedua perusahaan tersebut yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, China, dan beberapa negara lainnya juga akan segera dirampungkan.