Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengumumkan pada Senin (20/02) bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek (SRBM) ke arah Laut Timur, dua hari setelah menembakan rudal balistik antar-benua (ICBM) ke arah perairan lepas Laut Timur. 

JCS mengungkapkan terdeteksi dua rudal yang diluncurkan dari wilayah Sukchon di Provinsi Pyongan Selatan, Korea Utara, pada antara pukul 07.00 dan 07.11, masing-masing terbang sejauh 390 kilometer dan 340 kilometer sebelum kemudian jatuh di Laut Timur.

Otoritas intelijen Korea Selatan bersama AS tengah menganalisis rincian peluncuran rudal, termasuk ketinggian dan kecepatan rudal, yang merupakan peluncuran rudal ketiga Korea Utara sejak 1 Januari. 

Tidak seperti biasanya, Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) segera memberitakan tentang uji rudal tersebut hanya sekitar satu jam setelah peluncuran, mengklaim Korea Utara telah menembakkan dua rudal dari peluncur rudal ganda super berukuran 600 milimeter ke arah Laut Timur pada hari Senin (20/02) pukul 07.00. 

KCNA menyebut bahwa Korea Utara dapat melumpuhkan lapangan terbang musuh hanya dengan empat rudal serupa. 

KCNA mengevaluasi peluncuran tersebut menunjukkan keandalan tanggapan dan kesiapsiagaan tempur militer Korea Utara menghadapi kekuatan Angkatan Udara gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang dikatakan merupakan tanggapan tegas atas latihan udara gabungan Korsel dan AS pada Minggu (19/02). 

Sementara itu, dalam pernyataan terpisah ketiganya, adik peremuan pemimpin Korea Utara Kim Jong un, Kim Yo jong, mengeluarkan ancaman, mengatakan bahwa seberapa sering pihaknya menargetkan wilayah Pasifik sebagai jarak tembak rudal akan bergantung pada tindakan militer AS.

Dia kembali mengungkapkan bahwa Korea Utara terus mengawasi setiap pergerakan aset strategis Amerika Serikat yang semakin aktif, dan akan melakukan tindakan balasan yang sesuai.