Pemerintah Jepang berniat mendaftarkan tambang emas yang terletak di Pulau Sado sebagai Warisan Dunia UNESCO. 

Bersamaan dengan upaya tersebut, terungkap ratusan nama warga Joseon dalam daftar distribusi tembakau di Tambang Sado. 

Daftar distribusi tembakau yang diserahkan oleh Museum Kota Sado pada bulan Desember 2021 lalu kepada KBS dibuat oleh Mitsubishi Mining Company yang mempekerjakan warga Joseon di Tambang Sado. 

Dalam daftar tersebut terdapat nama-nama warga Korea dan Jepang, usia, penyebab larangan distribusi, serta informasi lainnya. 

Terdapat tiga jenis daftar distribusi tembakau bagi warga Joseon di Tambang Sado, di mana nama dari 700 warga Joseon, atau sekitar setengah dari total korban kerja paksa di tambang itu, dikonfirmasi dalam daftar tersebut.

Namun demikian, daftar itu dibuat setelah tahun 1943, dan hanya terdapat nama-nama warga Joseon yang tinggal di fasilitas penginapan pribadi, sehingga sulit mengonfirmasi proses perekutan kerja paksa atau kerugian yang dialami korban sebagaimana hanya terdapat informasi mengenai distribusi tembakau.  

Daftar yang memuat para pekerja paksa warga Joseon yang secara langsung ditangani oleh pemerintah Jepang dan Mitsubishi Mining Company belum ditemukan. 

Sementara itu, pemerintah Jepang tidak menyebut isu perekrutan pekerja paksa warga Joseon di Tambang Sado dan Pulau Hashima.

Tambang Sado diperkirakan akan direkomendasikan sebagai calon Warisan Dunia UNESCO pada bulan depan. Oleh sebab itu, investigasi yang lebih seksama dan luas harus dilaksanakan.