Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in telah mencari pemahaman publik tentang upaya pemerintah Korea Selatan untuk mereformasi kejaksaan, dengan mengatakan bahwa hal itu untuk menjaga kekuatan otoritas hukum yang berlebihan agar tetap terkendali.
Beliau membuat pernyataan tersebut dalam konferensi pers Tahun Baru di Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae pada hari Selasa (14/01/20).
Moon mengatakan kekuatan kejaksaan lebih kecil dibandingkan masa lalu, tetapi masih kuat dan mendesak kejaksaan untuk mematuhi langkah-langkah reformasi. Dia menambahkan bahwa menyerahkan kekuasaan adalah pokok dari tuntutan publik untuk reformasi lembaga yang kuat.
Presiden Moon juga menekankan peran Jaksa Agung Korea Selatan, Yoon Seok-youl dalam reformasi, dengan mengatakan ia dapat memimpin perubahan internal kejaksaan. Moon mengatakan Yoon juga dapat membantu mendapatkan kepercayaan publik melalui investigasi yang ketat dan tidak diskriminatif.
Selain itu, Moon mengatakan bahwa pembicaraan saat ini antara Korea Selatan dan Korea Utara, dan antara Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) tidak membuatnya mudah untuk optimis tentang kemajuannya. Namun, ia mengutarakan negara-negara itu juga tidak berada dalam tahap yang dapat menimbulkan pesimisme.
Mengingat pengiriman pesan ulang tahun Presiden AS, Donald Trump baru-baru ini kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Moon menganggap hubungan persahabatan antara Trump dan Kim tetap positif, dengan mengutip pintu dialog di antara keduanya tidak tertutup.
Dia menambahkan bahwa kedua Korea saat ini menderita beberapa kesulitan dalam hal kerja sama, tetapi mengungkapkan bahwa upaya pembicaraan bilateral terus berlanjut.