Presiden Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Tokyo, Jepang, pada Kamis (16/03).
Kedua pemimpin negara sepakat memperkuat kerja sama ekonomi dan keamanan serta memulihkan "Diplomasi Ulang-Alik" atau kunjungan rutin ke negara masing-masing.
Sejalan dengan itu, Presiden Yoon dan PM Kishida mengumumkan normalisasi Perjanjian Keamanan Umum Informasi Militer (GSOMIA) yang sempat ditangguhkan setelah Jepang menerapkan pembatasan ekspor ke Korea Selatan.
Pemerintahan Moon Jae-in telah menginformasikan kepada Jepang mengenai penangguhan GSOMIA pada Agustus 2019, mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat membagikan informasi militer sensitif kepada Jepang menanggapi pemberlakuan pembatasan ekspor Jepang terhadap Korea Selatan atas dasar "masalah keamanan".
Sejak itu, efek pemberitahuan penghentian GSOMIA telah ditangguhkan, dan GSOMIA terus beroperasi, tetapi status hukumnya tidak stabil.
Dalam jumpa pers bersama usai pertemuan puncak, Presiden Yoon mengumumkan normalisasi GSOMIA antara Korea Selatan dan Jepang.
Bersama dengan itu, Korea Selatan dan Jepang sepakat untuk memulihkan kegiatan Dewan Kebijakan Keamanan yang telah ditangguhkan sejak tahun 2018.
Kedua pemimpin juga sepakat membuka era baru dialog keamanan ekonomi bilateral, terpisah dari dialog keamanan ekonomi Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
Kedua pihak juga mengungkapkan harapan untuk perbaikan hubungan sehingga dapat memunginkan penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi trilateral dengan China.
Presiden Yoon dan PM Kishida mengatakan bahwa mereka akan sering bertemu secara bebas ke depannya dan menindaklanjuti kesepakatan secara seksama.