Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral Korea Selatan (BOK) menyatakan pada hari Kamis (25/05), bahwa pihaknya mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5%.

Pembentukan suku bunga acuan di 3,5% merupakan kali ketiga setelah bulan Februari dan April lalu. 

BOK menjelaskan bahwa rasio kenaikan harga konsumen menghadapi stagnasi, namun diperkirakan tetap berada di atas daripada titik target. sehingga perlu untuk mempertahankan kebijakan kontraktif pada saat ini. 

Rasio kenaikan harga konsumen pada bulan April lalu mencapai 3,7% dan mengalami penurunan pertama ke kisaran 3% dalam 14 bulan. Namun harga bahan pokok kecuali bahan makanan dan energi tetap berada di kisaran 4%. 

Menurut BOK, kondisi ekonomi Korea Selatan tetap menghadapi stagnasi pertumbuhan akibat kemerosotan ekspor dan investasi. 

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, BOK menurunkan prediksi rasio pertumbuhan PDB rill pada tahun ini ke 1,4% dari yang sebelumnya 1,6%.

Angka tersebut lebih rendah daripada perkiraan IMF, yaitu 1,5%. 

Rasio pertumbuhan pada kisaran 1% merupakan titik terendah dalam memasuki tahun 2000-an kecuali tahun 2009 lalu yang mengalami krisis keuangan global dan tahun 2020 yang mengalami pertumbuhan minus akibat COVID-19. 

Prediksi rasio kenaikan harga konsumen tahun ini tetap dipertahankan di level 3,5%.

BOK menjelaskan bahwa kondisi ekonomi dalam negeri Korea Selatan masih mengalami ketidakpastian, sesuai dengan waktu perbaikan kondisi bidang teknologi informasi, pengaruh pemulihan ekonomi China terhadap Korea Selatan, kondisi ekonomi negara maju, dan lain sebagainya.