Para biksu dari Ordo Jogye, sekte Buddha terbesar di Korea Selatan, bersama warga negara Myanmar yang tinggal di Korea Selatan melakukan pawai "ochetuji" dari Kedutaan Besar Myanmar ke Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) di Seoul pada 12 Maret lalu.

Mereka berdoa untuk pemulihan demokrasi dan perdamaian di negara Asia Tenggara itu sembari mengadakan parade sejauh 6 kilometer selama kurun waktu 6 jam.

Ochetuji merupakan sikap Buddhis untuk mengungkapkan rasa hormat kepada Buddha dengan bersujud di tanah.

Di Korea Selatan, berbagai kegiatan seperti penggalangan dana dan protes perorangan semakin menyebar untuk mengutuk militer Myanmar dan mendukung para pengunjuk rasa di negara tersebut.

Ada beberapa kelompok sipil di Korea Selatan yang ikut mendukung para pengunjuk rasa Myanmar yang memprotes militer, termasuk mendukung biaya pembelian perlengkapan demonstrasi.

Adapun sebanyak 7 juta warga Korea Selatan telah menyumbang dana lebih dari 70 juta won sejak militer menggulingkan pemerintah sah di Myanmar.

Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan akan menerapkan tindakan kemanusiaan khusus untuk mengizinkan warga negara Myanmar yang tinggal di Korea Selatan memperpanjang masa tinggal mereka mulai hari Senin (15/3/21) ini sampai situasi stabil di negara asalnya.

Sekitar 25 ribu orang warga negara Myanmar di Korea Selatan yang menghadapi kesulitan memperpanjang visa mereka akan diizinkan untuk tinggal dengan status sementara. 

Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga akan melarang ekspor pasokan militer ke Myanmar dan akan secara ketat mengontrol ekspor barang-barang peredam aksi unjuk rasa.