Direktorat Jenderal Statistik Nasional Korea Selatan baru saja mengumumkan "Laporan Kualitas Kehidupan" yang disusun berdasarkan statistik tahun 2021.  

Satu dari setiap tiga warga Korea Selatan dikonfirmasikan berada dalam "kondisi isolasi sosial" yang berarti tidak ada orang yang membantunya tatkala tengah menghadapi krisis. 

"Tingkat isolasi sosial" warga Korsel sendiri mencapai titik tertinggi dalam sejarah dengan 34,1 persen. 

Angka ini naik 6,4 persen dibandingkan tahun 2020, sehingga mencapai titik tertinggi setelah survei terkait dilaksanakan. 

Tingkat isolasi sosial laki-laki mencapai 36,6 persen, angka ini lebih tinggi lima persen dibandingkan tingkat isolasi sosial perempuan. 

Adapun tingkat isolasi sosial tercatat semakin tinggi seiring penuaan usia, sehingga tingkat isolasi sosial pada warga berusia lebih dari 60 tahun mencapai 41,6 persen. 

Direktorat Jenderal Statistik Nasional Korea menganalisis bahwa tingkat isolasi sosial tersebut dipengaruhi pembatasan kegiatan tatap muka selama pandemi COVID-19. 

Bersamaan dengan hal itu, tingkat kepercayaan terhadap manusia lain juga turut mengalami penurunan secara drastis dengan hanya berada di level 50,3 persen.

Selain itu, berbagai indikator terkait kegiatan luar ruang juga tercatat melemah.

Jumlah hari perjalanan domestik per orang berkurang separuh dengan 5,8 hari pada tahun 2020, dengan tingkat partisipasi kegiatan sukarela juga berkurang dengan hanya tinggal 8,4 persen. 

Adapun akibat peningkatan kultur bekerja atau sekolah dari rumah, tingkat kegemukan warga Korsel pun meningkat. 

Tingkat kegemukan warga Korsel yang meningkat ini dianalisis akibat kegiatan luar ruang yang berkurang akibat COVID-19. 

Tingkat kegemukan tahun 2020 dimana pandemi COVID-19 dimulai mencapai 38,3 persen dan telah  meningkat 4,5 persen dibandingkan setahun sebelumnya. 

Tingkat kegemukan laki-laki meningkat drastis dengan 48 persen, sedangkan tingkat kegemukan perempuan tidak mengalami perubahan besar dengan tetap berada di angka 28 persen.