Helikopter medis untuk perawatan dan pengangkutan pasien trauma berat saat ini menghadapi keterbatasan waktu dan area jangkauan, oleh sebab itu layanan helikopter untuk transportasi yang beroperasi 24 jam akan disediakan dengan memanfaatkan helikopter pemadam kebakaran mulai Jumat (20/01) ini.

Tim paramedis yang dikirim ke tempat kejadian peristiwa memeriksa kondisi pasien dan meminta helikopter medis darurat segera setelah memastikan pasien tidak sadarkan diri.

Saat pasien dinaikkan ke helikopter menuju rumah sakit, ahli medis memulai perawatam di dalam helikopter.

Waktu tempuh helikopter medis ke Pusat Trauma Regional di lokasi yang terjangkau hanya membutuhkan waktu sekitar 7 menit, sedangkan dengan mobil akan memakan waktu sekitar 50 menit.

Setibanya di rumah sakit, tim medis lain yang telah menunggu segera memindahkan pasien ke ruang resusitasi.

'Helikopter Medis Darurat 119' milik Badan Manajemen Darurat Nasional akan mulai dioperasikan. 

Helikopter ini memiliki radius aktivitas sekitar antara 250 hingga 400 kilometer, sehingga dapat menempuh jarak yang lebih jauh daripada helikopter dokter yang memiliki radius jangkauan maksimum 250 kilometer. Dengan demikian, layanan helikopter medis ini akan dapat menjangkau pasien di wilayah yang sebelumnya tidak dapat dijangkau.

Berbeda dengan helikopter medis yang sudah ada, Helikopter Medis Darurat 119 akan beroperasi selama 24 jam.

Selain itu, Badan Manajemen Darurat Nasional menempatkan staf medis spesialis luka bakar, trauma, dan pengobatan darurat, sehingga dapat mengirimkan staf medis yang sesuain dengan kondisi pasien.

Setelah melalui evaluasi proyek percontohan tahun ini, Badan Manajemen Darurat Nasional berencana memperluas wilayah operasinya ke daerah selatan yang tidak masuk dalam jangkauan layanan helikopter dokter, seperti Provinsi Jeolla Selatan dan Kota Busan.