Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development, OECD) menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan ke -1 persen dari -0,8 persen yang dirilis pada bulan Agustus lalu.
Penurunan prediksi itu disebabkan oleh COVID-19 yang kembali menyebar dengan pesat sejak pertengahan Agustus dan aturan jaga jarak sosial yang ditingkatkan.
Pada bulan Juni lalu, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di angka -1,2 persen, kemudian dinaikkan ke -0,8 persen pada bulan Agustus lalu.
OECD memperkirakan Korea Selatan, Jepang, dan Jerman relatif tidak terdampak pandemi COVID-19 pada awalnya, tetapi pemulihan ekonominya akan melambat karena lemahnya perdagangan global.
Akan tetapi, prediksinya untuk ekonomi global membaik, dari yang sebelumnya -6 persen menjadi -4,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan meningkat sebanyak 4,4 persen poin. Hal tersebut dikarenakan China telah lebih dahulu mengalami penyebaran COVID-19 dan mengatasinya dengan cepat, serta kondisi ekonominya yang mulai pulih berkat investasi umum.
Prediksi OECD dilakukan berdasarkan perkembangan kondisi COVID-19 dan protokol pencegahan penyakit di setiap negara, serta pengembangan vaksin COVID-19 yang membutuhkan waktu satu tahun.
OECD memperingatkan jika pandemi COVID-19 menjadi semakin serius, rasio pertumbuhan ekonomi global tahun depan akan turun 2-3 persen poin.