Para perwakilan perusahaan platform raksasa Korea Selatan, Kakao dan Naver, melakukan pertemuan di suatu tempat. Pihaknya tengah menghadapi kritik dari masyarakat mengenai pengelolaan usaha, termasuk pelanggaran hak komersial pedagang kecil.

Sebagian besar pemimpin perusahaan tersebut dipanggil sebagai saksi dalam audit dan inspeksi Majelis Nasional yang akan dimulai pada Jumat (01/10).

Pemimpin Kakao, Kim Beom-soo, diperkirakan ditanyai mengenai dugaan pelanggaran pemisahaan keuangan dan industri oleh perusahaan miliknya serta perluasan 118 apilkasi. 

Komite Kebijakan Nasional akan memanggil pemimpin perusahaan e-commerce, Coupang, Kang Han-seung, untuk menanyakan mengenai transaksi yang tidak adil dengan pemasoknya.

Komite Pertanahan dan Transportasi diperkirakan menanyai perwakilan Kakao tentang komisi Kakao Mobility yang memonopoli pasar layanan panggilan taksi.

Komite Sains, Teknologi, Informasi dan Telekomunikasi memanggil wakil kantor cabang Google dan Apple di Korea untuk menanyakan masalah sistem pembayaran dalam aplikasi (in-app) dan kontroversi monopoli oleh perusahaan tersebut.

Komite tetap parlemen lain pun sedang menargetkan beberapa perusahaan Big Tech, sehingga audit dan inspeksi Majelis Nasional kali ini disebut sebagai 'audit dan inspeksi platform'.

Terkait hal itu, seorang profesor dari Universitas Chung-ang mengatakan bahwa kontroversi terkait perusahaan paltform bukan hanya terjadi di Korea saja, tetapi juga di dunia internasional baru-baru ini. Dapat dikatakan bahwa saat ini telah tejadi ledakan universal yang cukup besar dan kontradiksi yang terakumulasi dalam bidang tersebut.

Menjelang audit dan inspeksi, semua perusahaan menyatakan bersedia mengalah dan menyediakan solusi yang menguntungkan semua pihak, namun pembahasan mengenai regulasi tampak akan dipercepat.