Bank Sentral Korea (BOK) pada Kamis (25/11) menaikkan suku bunga acuan ke angka 1 persen dari sebelumnya 0,75 persen.

BOK sempat menaikkan suku bunga acuan sebanyak 0,25 persen pada bulan Agustus lalu, setelah melakukan dua kali penurunan pada Maret dan Mei tahun lalu.

Dengan demikian, BOK telah mengakhiri era suku bunga di kisaran nol persen setelah satu tahun delapan bulan, dan menaikkan suku bunga acuan ke kisaran satu persen.

Menurut BOK, melihat tren pertumbuhan ekonomi domestik yang cenderung baik baru-baru ini, suku bunga acuan dapat dikembalikan ke tingkat seperti sebelum pandemi.

Harga barang yang melonjak juga menjadi salah satu unsur dalam memutuskan menaikkan suku bunga acuan tersebut.

Indeks harga konsumen bulan lalu di Korea Selatan naik sebesar 3,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara ekspektasi inflasi pun naik hingga 2 persen.

Oleh sebab itu, BOK meningkatkan prediksi kenaikan harga konsumen sebanyak 0,2 persen menjadi 2,3 persen.

Selain kenaikan harga barang, BOK memandang ketidakseimbangan keuangan pun mempengaruhi kenaikan suku bunga acuan.

Jumlah hutang rumah tangga telah melampaui 1.844 triliun won pada akhir kuartal ketiga tahun ini, merupakan jumlah terbanyak dalam sejarah Korea Selatan. 

Dalam kondisi demikian, diperkirakan beban hutang rumah tangga pun meningkat karena bank komerseial semakin cepat menaikkan bunga pinjaman yang telah naik.

Sementara itu, BOK menyatakan prediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dipertahankan di level 4 persen karena pemulihan konsumsi swasta akan diperkuat dalam kondisi ekspor dan investasi yang baik ke depan.