Tren perceraian selama pandemi COVID-19 di Korea Selatan tampak terus menurun, sebagaimana angka perceraian di bulan Oktober berada di titik terendah dalam sejarah.
 
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Korea, jumlah perceraian pada Oktober tahun ini mencapai 7.700 kasus, turun lebih dari 17 persen dibandingkan setahun lalu.
 
Angka perceraian di bulan Oktober tersebut merupakan penurunan terbesar yang pernah tercatat.
 
Penurunan perceraian telah berlanjut selama tujuh bulan terakhir sejak April tahun ini, sehingga jumlah total kasus perceraian dalam periode bulan Januari hingga Oktober telah mengalami penurunan sekitar 5 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
 
Adapun, angka kelahiran bayi di bulan Oktober tercatat sebanyak 27.000 bayi, turun lebih dari lima persen dibandingkan setahun sebelumnya. Laju penuruan angka kelahiran tersebut pun telah terus berlanjut selama 71 bulan terakhir.
 
Terlebih lagi, jumlah total angka kelahiran dalam periode bulan Januari hingga Oktober tahun ini tercatat sebanyak 224.000 bayi. Menyusul tingkat kelahiran pada tahun lalu, angka kelahiran bayi tahunan diperkirakan akan mencapai kurang dari 300.000 bayi pada tahun ini.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal dunia pada Oktober meningkat sekitar 5 persen dari setahun lalu, dengan catatan sebanyak 27.000 orang.
 
Badan tersebut menerangkan bahwa populasi berusia 65 tahun ke atas semakin meningkat, sehingga jumlah kematian juga akan meningkat.
 
Demikian pula jumlah populasi Korea Selatan turun sebanyak tujuh ribu orang pada bulan Oktober. Penurunan populasi Korea Selatan tersebut telah terus berlanjut selama dua tahun terakhir sejak November 2019.
 
Sementara itu, jumlah pernikahan pada bulan Oktober juga menurun sebesar 7,7 persen dengan catatan 15.000 pernikahan.