Korea Utara kembali memperingatkan tindakan balasannya terhadap Korea Selatan yang dapat melibatkan militer terkait gerakan penyebaran selebaran propaganda anti-Pyongyang yang dilakukan oleh pembelot Korea Utara di Korea Selatan.

Wakil Direktur Pertama Komite Pusat Partai Buruh Korea, Kim Yo-jong yang adalah adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengeluarkan peringatan pada hari Sabtu (13/06/20) dalam pernyataan keduanya yang mengklaim bahwa pemerintah Korea Selatan tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikan penyebaran selebaran anti-Pyongyang ke negaranya.

Kim mengatakan bahwa Korea Selatan akan segera menyaksikan runtuhnya kantor penghubung antar-Korea yang tidak berguna.

Korea Utara semakin menekan Korea Selatan setelah saluran komunikasi di kantor penghubung antar-Korea diputus sepihak pada pekan lalu. 

Dengan menggambarkan Korea Selatan sebagai musuh, Kim Yo-jong mengatakan bahwa Korea Utara akan mengambil langkah berikutnya terhadap Korea Selatan dan dirinya telah memberi instruksi tersebut kepada Staf Umum Tentara Rakyat Korea. 

Sesuai pernyataan yang dirilis pada tanggal 4 Juni lalu, Kim kemungkinan telah memerintahkan militer untuk mengambil tindakan provokatif guna membatalkan perjanjian militer antar-Korea 19 September. 

Lebih lanjut Kim mengatakan, ini adalah saatnya untuk memutuskan hubungan dengan Korea Selatan dan pemerintah Korea Utara telah berkomitmen untuk mengambil serangkaian tindakan balasan untuk menekan Korea Selatan yang dianggapnya telah melakukan pengkhianatan terhadap mereka.

Setelah pernyataan pertama Kim Yo-jong dikeluarkan, pemerintah Korea Selatan telah mengambil beberapa langkah tanggapan, termasuk upaya untuk mengesahkan larangan untuk mengirim selebaran propaganda anti-Pyongyang dari kelompok aktivis dan para pembelot Korea Utara.