Korea Utara mengklaim bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memilih untuk meningkatkan ketegangan dengan menggelar latihan militer gabungan tahunan yang dimulai pekan ini.
 
Pernyataan tersebut dibuat oleh salah satu petinggi Partai Buruh Korea Utara, Kim Yong-cheol yang merupakan Kepala Badan Intelijen nasional Korea Utara, sebagaimana dikutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada hari Rabu (11/08).
 
Kim menyoroti keputusan Korea Selatan untuk melanjutkan latihan militer dengan AS dan mengesampingkan kesempatan untuk memulihkan perdamaian antar-Korea.
 
Dia memperingatkan bahwa Korea Utara akan membuat Korea Selatan menyadari pihaknya akan menghadapi krisis keamanan besar karena telah membuat pilihan yang salah.
 
Ditambahkannya bahwa Korea Selatan dan AS sepertinya telah memilih konfrontasi, maka Korea Utara pun tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang harus dilakukan.
 
Pernyataan itu mengandung ancaman yang lebih kuat dibandingkan peringatan yang dibuat oleh adik Kim Jong un, Kim Yo-jong, kepada Seoul dan Washington mengenai latihan militer gabungan tahunan yang dilontarkan pada hari Selasa (10/8) kemarin.
 
Di sisi lain, Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara tidak menanggapi komunikasi telepon rutin antar-Korea yang dilakukan melalui kantor penghubung antar-Korea dan saluran komunikasi militer sejak hari Selasa (11/08).
 
Pemerintah Korea Selatan telah berulang kali menyatakan bahwa latihan militer gabungan tersebut bersifat difensif serta tidak memiliki niat permusuhan.
 
Dikatakannya, peningkatan ketegangan militer di Semenanjung Korea tidak menguntungkan pihak manapun, sambil menegaskan perlunya untuk segera melanjutkan dilaog antar-Korea, dan antara Korea Utara dan AS demi menciptakan perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea.