Sebuah buku karangan mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton dijadwalkan untuk dijual mulai hari Selasa (23/06/20) besok.
Menurut analisis dari penyiaran publik Korea Selatan, KBS, Bolton menyampaikan dalam bukunya bahwa dalam KTT Korea Utara-Amerika Serikat (AS) di Hanoi, Vietnam pada bulan Februari tahun lalu yang gagal mencapai kesepakatan, Presiden AS, Donald Trump mengisyaratkan pelonggaran sanksi kepada Korea Utara secara parsial kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Namun Kim menolak usulan Trump tersebut dan dia menegaskan pengadaan pembicaraan bertahap, serta menunjukkan ketidakpuasannya karena tidak ada sarana hukum yang dapat menjamin rezimnya.
Bolton menilai bahwa pemimpin Kim menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan pembicaraan sembari mencoba untuk membujuk Trump.
Menurut Bolton, meskipun kedua pemimpin gagal untuk membuat kesepakatan, namun pemimpin Kim pernah hingga akhir mempercayai Presiden Trump sebagai sahabatnya.
Dalam bukunya, Bolton juga memperkenalkan bahwa Presiden Trump memerintahkan agar provokasi Korea Utara digunakan dalam negosiasi pembagian biaya pertahanan dengan Korea Selatan.
Ketika peluncuran rudal Korea Utara dilaporkan, Trump sempat mengatakan "ini adalah saat yang tepat untuk meminta uang," dengan menyerukan bahwa AS dapat menerima 6 triliun won dari Korea Selatan sebagai biaya pembagian pertahanan dengan Korea Selatan.
Dikatakan pula Trump menyerukan agar mengeluarkan ancaman untuk menarik pasukan Amerika dari Korea Selatan dalam negosiasi pembagian pertahanan antara kedua negara.