Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga mengklaim bahwa pemerintah Korea Selatan harus mengeluarkan solusi terkait keputusan Mahkamah Agung Korea Selatan untuk pemberian kompensasi bagi korban kerja paksa warga Korea oleh perusahaan Jepang di masa perang.

Dalam pidato di sesi luar biasa parlemen Jepang pada hari Senin (26/10/20) kemarin, Suga mengatakan bahwa Korea Selatan adalah negara tetangga yang sangat penting, sehingga hubungan yang sehat antara Korea Selatan dan Jepang harus terjalin. Dirinya akan menuntut solusi yang tepat sesuai posisi pemerintah Jepang. 

Pernyataan tersebut ditafsirkan bahwa Korea Selatan harus mengeluarkan solusi terkait masalah kompensasi korban kerja paksa oleh Jepang. 

Selain itu, Suga mengatakan dia akan langsung bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tanpa syarat untuk memecahkan masalah penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara. 

Sikap Suga tersebut mendapat kritik dari media Jepang. Surat kabar Jepang, Tokyo Shimbun menyatakan bahwa memberikan syarat untuk mengadakan dialog dengan suatu negara dinilai tidak adil. 

Ditambahkan bahwa KTT trilateral Korea Selatan, China, dan Jepang adalah pertemuan untuk membahas tugas bersama, sehinggga Suga harus hadir di pertemuan yang akan dipimpin oleh Korea Selatan tersebut. 

Isi pidato pertama Suga tidak berbeda dengan pidato yang dibawakan oleh mantan PM Jepang, Shinzo Abe sehingga perbaikan hubungan antara Korea Selatan dan Jepang tampaknya akan sulit untuk terwujud.