Para ahli sejarah di Amerika Serikat (AS) dengan keras mengkritik makalah seorang profesor sekolah hukum Universitas Harvard, John Mark Ramseyer yang mengklaim bahwa korban wanita perbudakan syahwat adalah "wanita penghibur secara sukarela".
Seorang profesor di Universitas Connecticut mengkritik bahwa makalah itu tidak benar karena dokumen buktinya tidak mencukupi. Seorang profesor yang mengajarkan sejarah Korea di Universitas Harvard juga menyatakan bahwa isi makalah itu sangat tidak memadai secara empiris, historis, dan moral, sehingga dia siap mengeluarkan makalah lain untuk membantah klaim Profesor Ramseyer.
Para mahasiswa Korea Selatan di Universitas Harvard juga mengeluarkan kritik karena makalah Profesor Ramseyer sengaja menghapus isi pelanggaran HAM dan tindakan kriminal perang.
Sekitar 800 orang murid di sekolah hukum di seluruh Amerika Serikat memberikan tanda tangan dalam sebuah pernyataan dan asosiasi mahasiswa Korea Selatan di Universitas Harvard menuntut permintaan maaf dan pembatalan makalah tersebut.
Profesor Ramseyer menyatakan dia rela berdialog dengan para mahasiswa mengenai isi makalahnya dan tidak akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai wanita perbudakan syahwat untuk tentara Jepang ke depannya.