Pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan jelas menyampaikan penentangannya terhadap usul China untuk meringankan sanksi terhadap Korea Utara yang diungkapkan dalam Forum Regional ASEAN (ARF). 

Dalam sebuah wawancara tertulis dengan KBS, Kementerian Luar Negeri AS mengungkapkan bahwa baik AS dan PBB, serta negara-negara di sekitar Korea Utara akan tetap menerapkan sanksi terhadap Korea Utara dengan cara yang melibatkan diplomasi. 

Saat menghadiri sebuah sesi virtual Forum Regional ASEAN pada hari Jumat (6/8), Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengangkat isu pelonggaran sanksi PBB atas Korea Utara sebagai bagian dari upaya untuk menyelesaikan dialog dengan Korea Utara yang mengalami kebuntuan, dan langkah itu diharapkan akan menciptakan lingkungan yang kondusif dan positif untuk memulai kembali perundingan. 

Wang Yi menambahkan bahwa latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS juga merupakan langkah yang dapat memicu meningkatnya ketegangan. 

Sebagai tanggapannya, pihak Kementerian Pertahanan AS kembali menyatakan prinsipnya bahwa pelaksanaan latihan militer gabungan tersebut adalah keputusan yang telah diambil oleh Korea Selatan dan AS. 

Di sisi lain, laproan dari Komite Sanksi PBB terhadap Korea Utara mengungkapkan bahwa Korea Utara terus berupaya mengembangkan program senjata nuklir dan rudal balistik pada semester pertama tahun ini. 

Laporan oleh panel pemantau sanksi di komite sanksi mengatakan negara komunis itu tetap melakukan upaya untuk mendapatkan materi dan teknologi untuk program-program tersebut dari luar negeri.