Presiden Yoon Suk Yeol mengungkapkan dalam pidato mengenai kebijakan anggaran tahun depan di hadapan Majelis Nasional Korea Selatan bahwa kebijakan akan memuat langkah pemerintah menghadapi krisis global dan menyelesaikan masalah penghidupan masyarakat. 

Dalam pidato terkait kebijakan pada Selasa (25/10), Presiden Yoon mengatakan bahwa kondisi di dalam dan luar negeri sangat sulit. 

Ditambahkannya, total anggaran belanja negara untuk tahun depan mencapai 639 triliun won dan pertama kali sejak 2010, anggaran disusun lebih kecil dibandingkan anggaran tahun sebelumnya.

Menurut Presiden Yoon, pengelolaan anggaran negara dengan mendahulukan tujuan politik menyebabkan defisit fiskal dan utang negara melampaui seribu triliun won. 

Dia menekankan bahwa manajemen fiskal yang lebih sehat dan memperoleh kepercayaan internasional sangatlah penting.

Untuk memperbaiki defisit fiskal, pemerintah merestrukturisasi sistem pengeluaran pemerintah sebesar 24 triliun won dan mengontrol besaran utang negara. 

Anggaran belanja yang telah diperkecil tersebut akan digunakan untuk melindungi kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan sosial yang rentan.

Untuk itu, pemerintah meningkatkan bantuan jaminan dasar hidup dan asuransi sosial, serta akan memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang terdiri kurang dari 50 orang pekerja. 

Presiden Yoon juga mengatakan bahwa pihaknya menyediakan anggaran untuk meringankan beban masyarakat yang mengalami kesulitan akibat kenaikan harga konsumen. 

Selain itu, pemerintah menyediakan dukungan bagi perusahaan kecil dan menengah serta perusahaan ventura di bidang industri strategis dan mutakhir agar dapat meningkatkan daya saing, melakukan penelitian, ataupun membangun infrastruktur. 

Anggaran pemerintah juga disediakan untuk ekspor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), pengembangan luar angkasa, perbaikan infrastruktur transportasi termasuk pembangunan GTX, pencegahan bencana alam, dan lainnya.

Dari sisi keamanan, Presiden Yoon menekankan keamanan menghadapi provokasi Korea Utara, dan oleh sebab itu pihaknya menanamkan modal sebesar 5,3 triliun won untuk mengembangkan senjata strategis.

Selain itu, presiden juga meminta kerja sama Majelis Nasional untuk mengatasi krisis ekonomi dan keamanan serta pengelolaan urusan negara yang lebih baik.