Ada lubang-lubang kecil di seluruh pohon yang besar itu.

Dari lubang-lubang kecil itu, kumbang callipogon mengeluarkan kepalanya dan bersiap-siap keluar ke dunia.

Kumbang itu kemudian mengeluarkan kakinya, dan menggerogoti pohon.

Pada hari keenam, seekor kumbang callipogon jantan yang memiliki panjang 8 sentimeter keluar dari pohon.

Jarang terdapat kesempatan untuk dapat mengabadikan dengan kamera siklus hidup seekor kumbang callipogon.

Kepala lembaga penelitian monumen alam serangga, Lee Dae-am, mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penelitian pada pohon untuk mengatahui berapa tahun yang dibutuhkan seekor kumbang callipogon untuk keluar, agar mereka dapat melakukan percobaan radiasi alami.

Lembaga tersebut menempatkan sepasang kumbang callipogon di pohon ini empat tahun lalu. Tahun lalu, dua ekor callipogon keluar dari pohon dan tahun ini, enam ekor juga telah keluar dari pohon.

Selama ini, tidak diketahui berapa lama yang diperlukan untuk seekor callipogon dari telur hingga menjadi serangga imago atau dewasa. Melalui percobaan kali ini, diketahui bahwa dibutuhkan waktu empat tahun bagi kumbang callipogon.

Seorang profesor di jurusan sains dan lingkungan hidup di Universitas Wonkwang, Im Jong-ok, mengatakan bahwa semakin banyak data mengenai monumen alam atau karakteristik alam yang langka, maka akan semakin membantu dalam penelitian keanekaragaman biologi varietas dan  melestarikannya.

Lembaga tersebut berencana terus melakukan penelitian tentang siklus hidup kumbang callipogon sesuai kondisi iklim di Gunung Odaesan di Pyeongchang, Provinsi Gangwondo, dan Gwangyang, Provinsi Jeolla, bahkan sampai ke Rusia.