Roket pertama buatan Korea Selatan, Nuri, yang diluncurkan pada bulan Oktober lalu tidak mencapai target lantaran gagal mengorbitkan satelit dummy yang dibawa.
Pada hari Rabu (29/12), Panitia Investigasi Peluncuran Nuri mengumumkan hasil penelitian tentang alasan kegagalan yang terjadi saat itu.
Roket Nuri diluncurkan pada 21 Oktober dan berhasil menjalani proses penerbangan dengan normal, namun satelit dummy yang dimuat gagal mengorbit di ketinggian 700 kilometer yang merupakan target akhir dari misi peluncuran tersebut.
Penyebab kegagalan itu adalah mesin di tahap 3 roket mati lebih dini dari yang direncanakan.
Pemerintah Korea Selatan bersama Institut Penelitian Dirgantara Korea (KARI) telah melakukan pengkajian untuk mencari tahu penyebab kegagalan tersebut.
Menurut hasil kajian yang dilakukan selama dua bulan terakhir, komite tersebut menyimpulkan adanya masalah dalam tangki oksidator pada tahap tiga roket.
Sebagaimana penerbangan meningkatkan daya apung di tangki oksidator saat berada di luar angkasa, diduga perangkat pemasangan tangki helium di dalamnya menjadi kendor.
Ketika tangki helium bergerak, pipa di dalam tangki tersentuh dan bahkan menyebabkan tangki oksidator retak, dan kemudian oksidator bocor, yang akhirnya membuat pembakaran mesin tahap ketiga berhenti lebih awal dari yang direncanakan.
Komite itu mengakui bahwa saat merancang roket, pihaknya tidak sepenuhnya mempertimbangkan peningkatan daya apung dalam kondisi penerbangan.
Pemerintah Korea Selatan berencana akan tetap menjalankan peluncuran roket Nuri ke depan sesuai jadwal, setelah memperbarui dan melengkapi kinerja roket berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut.
Peluncuran roket Nuri yang kedua dijadwalkan akan dilakukan pada tanggal 19 Mei 2022.