Sungai Hangang di Seoul menjadi tempat bermain dan tempat wisata. Menjelang musim gugur setiap tahunnya, digelar festival kembang api di sekitar Sungai Hangang. Pada akhir pekan dan di musim liburan, banyak keluarga yang mengadakan piknik di lokasi perkemahan sambil membuat kenang-kenangan indah di sana. Kemunculan kapal pesiar di Sungai Hangang yang melewati tengah kota terasa romantis. Pemandangan yang damai itu adalah hasil dari upaya dan kearifan yang dituangkan sejak setengah abad lalu.
Sungai Hangang mengaliri kota Seoul, bermuara ke Laut Kuning setelah bertemu dengan Sungai Namhangang yang airnya berasal dari Gunung Odaesan dan Sungai Bukhangang yang berasal dari Gunung Geumgangsan. Panjang sungai ini 514 km, dan dipasangi 30 jembatan mulai dari Jembatan Paldang sampai Jembatan Ilsan. Sungai Hangang yang terletak di tengah Semenanjung Korea telah menjadi panggung penting bagi sejarah Korea. Wilayah yang dilewati Sungai Hangang mencakup 12% dari seluruh wilayah Korea. Sungai Hangang menjadi sumber air minum dan air irigasi pertanian, sehingga berkembang menjadi pusat perdagangan. Sungai Hangang juga merupakan tempat sumber kehidupan dan tempat bermain bagi masyarakat. Namun, sejak awal tahun 1950, debit air Sungai Hangang berkurang drastis akibat naiknya dasar sungai karena ditutupi tanah dan pasir dari hulu. Walaupun luas sungai cukup lebar, namun banyak pasir, sehingga saluran airnya semakin sempit. Karenanya, jika hujan tidak turun, kondisi pencemaran air menjadi bertambah, dan jika hujan turun berlebihan, sering terjadi banjir. Saat musim hujan, banjir yang sering terjadi menciptakan banyak pengungsi dan menimbulkan kerugian harta benda.
Akhir tahun 1960-an, pemerintah mulai mengembangkan Sungai Hangang untuk menghindari kerugian akibat banjir. Tanggul beton dibangun, area publik di sekitar sungai ditimbuni tanah sebagai lahan perumahan besar di wilayah Banpo dan Jamsil. Walaupun ada pembangunan besar seperti itu, debit air di Sungai Hangang tidak juga meningkat. Yang lebih serius lagi adalah masalah pencemaran airnya. Tiap tahun, jumlah penduduk Seoul terus meningkat, sementara limbah rumah tangga dan air polutan pabrik langsung mengalir ke Sungai Hangang tanpa melalui penyaringan. Hal itu memperburuk kondisi air di Sungai Hangang.
Dimulailah proyek pengembangan Sungai Hangang tahap kedua pada tahun 1982. Proyek pengembangan Sungai Hangang dimulai dari pengaturan banjir dan membangun fasilitas yang layak sebagai kota internasional. Proyek itu merupakan titik tolak bagi harmonisasi antara kehidupan di alam dan manusia. Akhirnya pada tgl.10 September tahun 1986, proyek pengembangan Sungai Hangang selesai. Walaupun ada banyak tantangan hingga akhir proyek itu, namun proyek pengembangan Sungai Hangang berhasil mencapai target awalnya.
Saat ini, evaluasi proyek pengembangan Sungai Hangang sedikit berbeda. Semakin tingginya perhatian terhadap ekologi, membuat ada yang mengkritik soal kondisi lingkungan Sungai Hangang yang saat ini tidak begitu sehat. Bentuk sungai yang lurus, jalan tol di sekitar sungai, tanggul beton, dll menghalangi sirkulasi air sungai yang alami, dan akhirnya memutuskan ekosistem di sana. Namun, harapan melihat sungai yang jernih dan bening menjadi kenyataan, dan Sungai Hangang pun berubah menjadi tempat yang langsung dikunjungi bukan hanya sekadar tempat yang dilihat.
Sungai Hangang dianggap sebagai jati diri bangsa Korea dalam sejarah Korea... Karenanya, dunia menyebut perkembangan ekonomi pesat di Korea Selatan sebagai 'keajaiban Sungai Hangang.' Sungai Hangang yang telah menjadi tempat bermain bagi warga Seoul dan menjadi lokasi terkenal yang sering dikunjungi masyarakat dunia, terus mengalir hingga hari ini bersama kandungan kisah sejarah di dalamnya yang anggun.