Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Mengenal Korea Utara

Cerita Rakyat kuno Korea ‘Shimcheongjeon’ di Korea Utara

2021-07-15

ⓒ Getty Images Bank

Sebuah novel klasik Korea yang terkenal luas, Shimcheongjeon, berkisah mengenai “tugas untuk berbakti kepada orang tua”. Saat ini, novel tradisional Korea ini ditafsirkan dengan pemahaman yang sedikit berbeda di kedua Korea. 


Pasca Perang Korea, Korea Utara menafsirkan kembali tradisi dan sastra klasik untuk disesuaikan dengan rezim sosialis. Dalam prosesnya, banyak novel klasik, termasuk Shimcheongjeon, diubah menjadi sebuah opera tradisional Korea, yakni Changgeuk. Kemudian, cerita Shim Cheong edisi 1988 diciptakan kembali sepenuhnya sebagai pertunjukan sandiwara gaya Pibada. Opera bergaya Pibada menggabungkan unsur-unsur tradisional dan sosialisme, serta perilaku dan pemikiran karakter telah dirubah sesuai nilai-nilai sosialisme.


Dalam cerita versi Korea Utara, orang-orang di desa merasa kasihan pada ayah dan anak perempuan yang malang itu, sehingga bekerjasama untuk membantu mereka. Kegiatan menitipkan anak komunal serupa menunjukkan masyarakat yang mengatasi krisis melalui kekuatan kolektif bangsa. Jadi, kesulitan karakter tidak digambarkan secara tragis tetapi digunakan sebagai sarana untuk menyoroti semangat kolektivisme. 


Karakter Shim Cheong yang baik hati dan semangat pengorbanan dirinya bersinar hanya ketika dia menjadi bagian dari masyarakat. Akhir cerita yang bahagia berfokus pada orang-orang baik yang mendapatkan kemenangan. Melalui cerita tersebut, Korea Utara memberi tahukan kepada masyarakat bahwa sesuatu yang baik dan indah pada akhirnya akan menang dan kemenangan itu dipimpin oleh Shim Cheong, seorang biasa seperti mereka.  Alur ceritanya secara keseluruhan tidak berubah, tetapi versi Korea Utara ditafsirkan kembali dengan mencerminkan elemen sosialis dalam lingkup tradisional.  Dapat kita lihat bagaimana cerita Shimcheongjeon telah diubah sesuai dengan arah kebijakan dan niat partai berkuasa di Korea Utara.

Berita Terbaru