© KBS

Secara teori, Korea Utara menciptakan pekerjaan secara penuh, masing-masing pria berusia antara 16 hingga 60 tahun, dan perempuan berusia antara 16 hingga 55 tahun semuanya bekerja. Namun mereka tidak diizinkan untuk memilih pekerjaan. Partai dan agen-agen administratif menugaskan pekerjaan kepada warga negara, dengan mempertimbangkan dari kelas mana mereka berasal atau kecenderungan politik mereka daripada kemampuan atau kualifikasi mereka. 

Di atas kertas, rakyat Korea Utara bekerja 8 jam sehari, enam hari seminggu dan mengambil 14 hari libur setahun. Namun sebagian besar pria di Korea Utara benar-benar bekerja dari pukul 7 pagi sampai 8 malam. Setelah bekerja, mereka harus mengevaluasi pekerjaan mereka hari itu dan menghadiri berbagai pertemuan yang berlangsung selama satu atau dua jam. Meskipun penduduk Korea Utara bekerja berjam-jam, upah mereka agak rendah. 

Upah bulanan pekerja Korea Utara sebenarnya rata-rata 3000 won. Tahun lalu, satu dolar AS sekitar 8.000 won Korea Utara. Artinya mereka tidak mampu membayar biaya hidup dengan gaji mereka, jadi beberapa keluarga mereka harus bekerja di pasar swasta atau jangmadang. Dalam situasi seperti itu, semakin banyak juga penduduk yang tidak dapat menemukan pekerjaan atau bahkan tetap mengganggur secara sukarela. Sebenarnya banyak warga yang telah menuju jangmadang, bukannya tempat kerja yang ditentukan oleh negara. Kesulitan ekonomi di Korea Utara juga berdampak pada jenis pekerjaan yang disukai oleh penduduk setempat. Pasar ketenagakerjaan di Korea Utara memang sedang berubah menuju ekonomi pasar.