ⓒ ROLEX Korea

Tentu saja ada barang mewah di Korea Utara. Korea Utara memang salah satu negara termiskin di dunia, namun tingkat ekonomi di kota-kota besar seperti Pyongyang dan Gaeseong, tempat tinggal para elit di negaranya sangatlah berbeda. Misalnya, Department Store Taesongyang dibuka di Pyongyang pada Agustus 2019 dipenuhi dengan berbagai produk mewah.

Terlepas dari sanksi Dewan Keamanan PBB, para elit penguasa di Korea Utara terus mendapat akses barang-barang mewah yang diimpor. Beberapa pengusaha kaya yang dikenal sebagai donju meminta orang yang bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan barang mewah. Bahkan Room 39 yang merupakan organisasi Partai Buruh Korea yang bertugas mengumpulkan mata uang asing untuk pemimpin, tampaknya berupaya untuk mengimpor barang-barang mewah melalui perusahaan perdagangan di Singapura, Malaysia, dan Rusia.

Korea Utara sangat mengkritik ideologi dan gaya hidup dari pemilik modal. Namun dalam kenyataannya, pedagang di pasar swasta, jangmadang dan orang-orang kaya yang ingin membeli barang mewah, tidak terlalu peduli dengan kritik dari pihak berwenang. Sebaliknya, para pedagang percaya bahwa berurusan dengan barang mewah menjadi bisnis yang menguntungkan berdasarkan analisis pasar, sehingga mereka berfokus untuk mengamankan produk mewah tersebut. Pemerintah Korea Utara juga sebenarnya merasa perlu untuk mengizinkan kegiatan pasar gelap itu untuk menjaga rezimnya.

Konsumsi produk-produk mewah terus meluas ke kelas pebisnis yang baru bermunculan dan bahkan warga umum dalam beberapa tahun terakhir. Karena produk mewah telah menjadi simbol kekayaan, tren membeli barang-barang dengan harga yang mahal di pasar Korea Utara diperkirakan akan terus meningkat.