Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Satu Tahun Peringatan Deklarasi Pyongyang

Isu Sepekan2019-09-21

ⓒYONHAP News

Deklarasi Pyongyang telah menyambut peringatan satu tahun pada tanggal 19 September. Deklarasi Pyongyang diumumkan oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un ketika Moon berkunjung ke Pyongyang pada tanggal 18 dan 19 September tahun lalu.


Deklarasi itu berisi tentang langkah-langkah untuk memajukan hubungan antar-Korea, seperti pengurangan risiko perang di Semenanjung Korea, perancangan kolaborasi ekonomi, kerja sama dalam bidang kemanusiaan, sosial, dan kebudayaan, dan kunjungan Kim Jong-un ke Seoul. Deklarasi Pyongyang dikeluarkan dalam rangka perubahan suasana yang drastis di Semenanjung Korea seiring dengan keikutsertaan Korea Utara pada Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018 dan dua KTT Korea Selatan dan Korea Utara sebelumnya. Oleh sebab itulah, Deklarasi Pyongyang dapat mengandung langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan antar-Korea.


Dua Korea kemudian menggelar pertemuan tingkat tinggi dan menyediakan rencana pelaksanaan kesepakatan di setiap bidang pada bulan Oktober tahun lalu. Pada saat itu, kedua Korea sempat menyepakati partisipasi bersama pada Olimpiade Tokyo 2020 selain agenda reuni keluarga terpisah. Selanjutnya, kedua pihak mengadakan pertemuan tingkat kerja untuk bidang tersebut hingga mengadakan peresmian untuk menyambungkan dan memodernisasi rel kereta api dan jalanan.


Bidang militer adalah bidang yang mengalami kemajuan paling cepat dan lancar. Perjanjian militer antar-Korea yang disepakati pada tanggal 19 September 2018, berisi langkah-langkah praktis seperti penghentian permusuhan, pelucutan senjata di Area Keamanan Bersama (JSA), pembongkaran pos penjaga, dan sebagainya. Dua Korea telah menghentikan aksi permusuhan secara menyeluruh dan melakukan pekerjaan verifikasi di lokasi pos jaga yang dibongkar.


Akan tetapi, pertemuan resmi antar-Korea terhenti setelah pertemuan bidang olahraga pada tanggal 14 Desember tahun lalu. Sejak KTT Korea Utara dan Amerika Serikat gagal pada Februari lalu, hubungan antar-Korea juga sebenarnya terhenti.


Deklarasi Pyongyang merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang mengandung isi tentang perwujudan perdamaian dengan menghapus ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Namun, harapan itu pupus dan pertentangan yang membosankan kembali berlangsung sehingga pelaksanaan kesepakatan dua Korea sulit untuk diharapkan. Korea Utara telah menolak dialog dan kolaborasi dengan Korea Selatan dan meningkatkan ancaman militer bagi Korea Selatan dengan cara melakukan 10 kali peluncuran proyektil dalam tahun ini.


Namun, Wakil Pertama Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui mengajak Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan tingkat kerja pada akhir bulan September, sehingga kemungkinan besar dialog Korea Utara dan Amerika Serikat kembali dilanjutkan. Dalam kondisi seperti ini, Presiden Moon mendapat perhatian, bagaimana dirinya dapat berperan sebagai pendorong dalam KTT Korea Utara dan Amerika Serikat yang mungkin akan segera dilaksanakan.

Berita Terbaru