Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Hasil Kunjungan Presiden Moon Jae-in ke Rusia

Isu Sepekan2017-09-10
Hasil Kunjungan Presiden Moon Jae-in ke Rusia

Presiden Moon Jae-in kembali dari Rusia pada tanggal 7 September setelah menyampaikan pidatonya di Forum Ekonomi Timur ketiga yang merupakan agenda terakhir dalam kunjungannya ke Rusia.

Tujuan utama kunjungan Presiden Moon ke Rusia kali ini terbagi menjadi dua. Yang pertama, sebagai upaya diplomatik dengan negara-negara kuat dan penting di sekitar Semenanjung Korea terkait isu nuklir Korea Utara. Yang kedua, untuk mengumumkan visi 'Kebijakan Timur Baru'.

Sebagai agenda pertama, Presiden Moon menggelar KTT dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada tanggal 6 September dan sepakat untuk memperkuat 'komunikasi strategis' antara kedua negara terkait isu nuklir Korut. Meskipun terdapat perbedaan sudut pandang terhadap isu tersebut, kesepakatan ini dinilai tetap bermakna.

Kemudian pada hari berikutnya, Presiden Moon bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan mengonfirmasi kembali kerja sama erat untuk memecahkan masalah nuklir Korea Utara. Kedua pemimpin negara itu sependapat untuk memperkuat sanksi dan tekanan bagi Korut hingga taraf tertinggi supaya Korut berhenti melakukan provokasi.

Selain itu, dalam KTT antara Presiden Moon dengan Presiden Mongolia Khaltmaagiin Battulga dikonfirmasi 'kemungkinan kerja sama yang baru'.

Dalam forum yang sama, Presiden Moon untuk kali pertama mengemukakan inisiatifnya tentang 'kerja sama untuk perdamaian di Semenanjung Korea' yang diikuti oleh Korsel, AS, Jepang, Cina, Rusia, dan Mongolia. Gagasan ini kemudian menjadi isi Kebijakan Timur Baru yang bercita-cita agar negara-negara sekitar kawasan Timur Jauh dapat bekerja sama dalam bidang ekonomi dan keamanan di kawasan tersebut.

Dari segi ekonomi, Presiden Moon untuk kali pertama mengemukakan visi 'Kebijakan Timur Baru' di panggung dunia melalui pidatonya di Forum Ekonomi Timur tersebut. Dia memperlihatkan gambaran besar tentang kerja sama ekonomi yang menggabungkan Semenanjung Korea, wilayah Timur Jauh, Rusia, dan Eurasia. Dikatakannya juga, keberhasilan pengembangan Timur Jauh oleh negara-negara Asia Timur Laut akan menjadi salah satu solusi untuk isu nuklir Korut.

Sementara itu, hal yang diperhatikan adalah rencana untuk memperkuat kerja sama antara Korsel dan Rusia. Selama ini, kerja sama Korsel dan Rusia dilaksanakan dalam bentuk Korea Selatan dan Korea Utara sebagai suatu kesatuan. Namun, kerja sama Korsel dan Rusia tidak bisa berjalan lancar karena masalah nuklir Korut. Sehingga, ke depannya, Presiden Moon ingin mengembangkan hubungan kerja sama khusus antara Korsel dan Rusia terlebih dahulu, untuk kemudian mendorong Korut agar segera menyusul.

Presiden Moon juga menyarankan Perjanjian Perdagangan Bebas Korsel dan Eurasia, sementara Presiden Putin menyarankan 'Strategi 9 Jembatan' yakni kerja sama dalam 9 bidang, meliputi gas, kereta api, pelabuhan, tenaga listrik, jalur penerbangan kutub utara, peluang kerja, pertanian, dan kelautan.

Berita Terbaru