Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Korut Kembali Ditetapkan sebagai Negara Pendukung Terorisme

Isu Sepekan2017-11-26
Korut Kembali Ditetapkan sebagai Negara Pendukung Terorisme

Amerika Serikat kembali menetapkan Korea Utara sebagai negara pendukung terorisme untuk pertama kali dalam waktu 9 tahun terakhir.

Presiden AS Donald Trump di sidang kabinet Gedung Putih pada tanggal 20 November waktu setempat mengumumkan penetapan Korut sebagai negara pendukung terorisme.

Presiden Trump menyatakan Korut mengancam dunia dengan senjata nuklir dan terus mendukung aksi teror internasional, termasuk pembunuhan orang di luar negeri.

Trump menambahkan penetapan tersebut menjatuhkan sanksi tambahan dan tekanan bagi pihak yang berhubungan dengan Korut, serta mendukung rencananya untuk mengisolasi dan menekan Korut.

Korut sempat masuk dalam daftar negara pendukung terorisme AS pada tahun 1988 karena kasus pengeboman pesawat Korean Air Line (KAL) pada November tahun 1987, kemudian dihapus sesuai dengan kesepakatan untuk memverifikasi nuklir Pyongyang pada tahun 2008.

AS menetapkan Korut sebagai negara pendukung terorisme sejak tahun 1978 dengan tujuan untuk mencegah perluasan aksi teror. Negara pendukung terorisme itu akan mendapat sanksi berdasarkan 5 undang-undang AS sehingga diisolasi masyarakat internasional dari segi politik dan ekonomi.

Selain Korut, Iran, Suriah, dan Sudan ditetapkan AS sebagai negara pendukung terorisme.

Hari berikutnya setelah Korut ditetapkan sebagai negara pendukung terorisme, Kementerian Keuangan AS mengumumkan sanksi baru terhadap Korut.

Sebanyak 9 lembaga dan 20 kapal Korut juga masuk dalam daftar sanksi AS yang baru. Kapal-kapal Korut itu baru pertama kali dimasukkan dalam sanksi, dan 9 lembaga tersebut adalah pemilik dan pengelola atau badan pengawas terhadap 20 kapal itu.

Di samping itu, 4 perusahaan China juga dimasukkan dalam daftar sanksi terhadap Korut karena menyediakan sarana transportasi, pengangkutan, serta jaringan dalam melakukan transaksi dengan Korut.

Penetapan Korut sebagai negara pendukung terorisme menunjukkan bahwa AS sudah beralih ke tekanan dan sanksi dari pencarian kesempatan berdialog. Oleh sebab itu, ada kemungkinan besar, Korut akan melawannya dengan keras dan kembali melakukan provokasi.

Berita Terbaru