Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Risiko dari Korea Utara

Isu Sepekan2017-08-20
Risiko dari Korea Utara

Ketegangan antara AS dan Korea Utara memuncak sampai saham dunia merugi senilai 1,470 triliun dolar AS sementara pasar saham Korea Selatan juga mengalami penurunan sebanyak 77 triliun won.

Namun, mulai minggu ini ketegangan tersebut mulai sedikit mereda sehingga transaksi investor asing mulai pulih di pasar saham Korea.

Menurut data Bloomberg pada tanggal 13 Agustus, nilai saham dunia pada tanggal 11 Agustus tercatat 75,5 triliun dolarAS, berkurang 1,8% dari 78,030 triliun dolar pada tanggal 8 Agustus.

Jumlah yang hilang selama 3 hari ini sama dengan perkiraan produk domestik bruto (PDB) Korsel untuk tahun ini.

Korsel merupakan negara yang mendapat kerugian terbesar akibat risiko Korea Utara. Selama 3 hari hingga tanggal 11 Agustus, kapitalisasi pasar berkurang menjadi 1 triliun 255 miliar 500 juta dolar, dari 1 triliun 523 miliar 200 juta dolar.

Indeks Harga Saham Gabungan (KOSPI) pada tanggal 11 Agustus ditutup dengan 2.319,71 poin setelah mengalami penurunan 4,26% daripada tanggal 1 Agustus lalu. Hal itu dapat terjadi karena investor asing menjual saham senilai 650 miliar won, terbanyak dalam 2 tahun terakhir dan saham berkapitalisasi pasar tinggi mengalami penurunan secara berturut-turut.

Untuk itu, pemerintah Korsel mengamati pasar keuangan, ekonomi riil, serta respons luar negeri selama 24 jam, dan akan melaksanakan tindakan untuk menstabilkan pasar dengan berkerjasama dengan instansi terkait jika diperlukan.

Namun demikian, beberapa tanda ketegangan antara AS dan Korut mulai mereda, dan penurunan harga saham di pasar luar negeri terhenti dan mulai keluar dari risiko Korut.

Di Korsel pembelian oleh investor asing kembali dilakukan pada tanggal 17 Agustus lalu, dan KOSPI kembali naik ke kisaran 2.360 sesuai dengan naiknya harga saham di AS.

Meskipun keadaan pasar saham sudah dapat dikontrol namun diperkirakan risiko Korut tetap akan menjadi variabel.

Berita Terbaru