Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Kementerian Pertahanan Merilis Buku Putih Pertahanan 2018

Isu Sepekan2019-01-20

ⓒYONHAP News

Kementerian Pertahanan Korea Selatan merilis Buku Putih Pertahanan 2018 pada tanggal 15 Januari.


Dalam buku itu Kementerian Pertahanan menghapus penyataan bahwa “Korea Utara adalah musuh” dan tidak menggunakan istilah “Kill Chain”, sistem tiga poros pertahanan, dan Hukuman dan Pembalasan Masif Korea Selatan (KMPR).


Hal yang diperhatikan adalah penghapusan pernyataan “Korea Utara adalah musuh”. Sejak tahun 2016 Buku Putih Pertahanan menyebut pemerintah dan militer Korea Utara adalah musuh, selama ancaman dari negara komunis itu tetap berlangsung.


Buku Putih Pertahanan 2018 menyatakan bahwa militer Korea Selatan menganggap kelompok yang mengancam dan melanggar kedaulatan, wilayah negara, rakyat, dan harta Republik Korea adalah musuh.


Ungkapan ‘musuh’ dalam Buku Putih Pertahanan pertama dipakai pada tahun 1995, kemudian sempat dihapus pasca KTT antar-Korea tahun 2000. Istilah itu kembali dipakai setelah Korea Utara menembakkan bom ke arah Pulau Yeonpyeongdo pada tahun 2010.


Terkait tren militer Korea Utara, negara itu memperkuat kemampuan strategi khusus dan membuat batalyon khusus untuk membunuh tokoh penting.


Buku itu juga menulis bahwa Korea Utara memiliki 50 kg plutonium yang mampu memproduksi senjata nuklir dan diperkirakan memiliki uranium tingkat tinggi yang cukup banyak, seperti yang sempat disebut dalam Buku Putih 2016. Korea Selatan dan AS tidak mengetahuinya dengan jelas karena Korea Utara menyembunyikan tempat pengembangan senjata nuklir dan melakukan kegiatan terkait secara rahasia.


Buku Putih Pertahanan 2018 juga menyatakan Korea Selatan memiliki jumlah tenaga militer 599 ribu orang, namun jumlah tersebut akan berkurang menjadi 500 ribu orang sampai tahun 2022.


Buku Putih Pertahanan 2018 mencerminkan sikap militer Korea Selatan dalam langkah mendukung proses perdamaian di Semenanjung Korea, dengan mempertimbangkan hubungan antar-Korea serta kondisi keamanan yang mengalami perubahan baru-baru ini.


Namun, ada pihak lain yang menolak penghapusan pernyataan “Korea Utara adalah Musuh” karena masih ada ancaman nuklir dan kemungkinan ketegangan akibat perubahan hubungan Korea Utara-AS dan hubungan antar-Korea secara mendadak.


Dalam buku tersebut Kementerian Pertahanan menulis senjata pembunuh massal Korea Utara menjadi ancaman perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea, dan militer Korea Selatan akan melakukan upaya militer demi penempatan perdamaian permanen dan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Berita Terbaru