Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

KTT Korea Selatan dan Utara, Mungkinkah?

Isu Sepekan2018-02-18
KTT Korea Selatan dan Utara, Mungkinkah?

Presiden Moon Jae-in menemui delegasi tingkat tinggi Korea Utara di Cheongwadae selama sekitar 3 jam pada tanggal 10 Februari. Dalam kesempatan itu, adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, menyampaikan undangan tertulis Kim Jong-un.

Selain melalui surat, Kim Yo-jong juga menyampaikan secara lisan keinginan Kim Jong-un agar presiden Korea Selatan Moon Jae-in dapat berkunjung ke Pyongyang sesegera mungkin.

Setelah mendapat undangan itu, Presiden Moon membalas bahwa kedua Korea perlu mengondisikan agar kunjungan tersebut dapat diwujudkan. Ditambahkannya, demi perkembangan hubungan antar-Korea, pembicaraan AS dan Korut juga perlu dilakukan dalam waktu dekat. Sehingga, dirinya berharap agar Korut dapat bersikap lebih aktif dalam hal itu.

Sebelumnya pada tanggal 9 Februari, delegasi Korut yang terdiri atas 4 orang termasuk Kim Yo-jong tiba di Bandara Internasional Incheon. Meskipun Ketua Majelis Rakyat Tertinggi Korut Kim Yong-nam merupakan ketua delegasi Korut, Kim Yo-jong dianggap sebagai utusan khusus Kim Jong-un.

Delegasi Korut itu menghadiri resepsi yang digelar Presiden Moon sebelum pembukaan olimpiade dan upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, lalu menonton pertandingan hoki es tim gabungan Korea Selatan dan Utara dan pertunjukan rombongan kesenian Korut dalam kunjungannya di Korsel selama 3 hari.

Setelah delegasi Korut kembali ke negaranya, pemerintah Korsel segera melakukan tindak lanjut, utamanya terkait pembicaraan AS dan Korut.

Salah seorang pejabat Kementerian Unifikasi mengatakan bahwa inti tindak lanjut tersebut adalah bagaimana mendorong AS dan Korut agar siap berdialog. Menurutnya, meskipun kunjungan delegasi Korut menyediakan kesempatan bagi penyelesaiaan masalah Semenanjung Korea secara damai, namun terkait isu denuklirisasi, belum ada perkembangan berarti.

Pemerintah Seoul berpendapat bahwa pembicaraan antara AS dan Korut sebaiknya dimulai paling lambat akhir bulan Maret, setelah olimpiade dan paralimpiade selesai serta latihan militer gabungan dimulai. Oleh sebab itu, pemerintah Korsel berupaya keras untuk menyempitkan selisih pendapat antara AS dan Korut tentang denuklirisasi.

Pemerintah Seoul berencana untuk berupaya keras mengubah sikap Korut dengan menggunakan semua saluran khusus Korut dan memungkinkan pembicaraan antara AS dan Korut melalui perkembangan hubungan antar-Korea.

Namun, pendirian AS terkait isu Korut sangatlah keras dan mereka kemungkinan akan mengadopsi sanksi terkuat terhadap Korut termasuk 'pelarangan maritim' paling cepat dalam bulan Februari ini.

Berita Terbaru