Korea Utara dilaporkan tetap melakukan kegiatan kecil di pangkalan rudal di Yusang-ri yang diduga sebagai tempat penyimpan rudal balistik antarbenua (<i>intercontinental ballistic missile</i>, ICBM).

Peneliti senior Pusat Kajian Strategis dan Internasional (Center for Strategic and International Studies, CSIS), Joseph Bermudez dan Victor Cha memuat laporan tersebut dalam situs web khusus Korea Utara, Beyond Parallel pada hari Kamis (18/02/21) waktu setempat.

Menurut laporan tersebut, hasil citra satelit yang diambil pada tanggal 5 Januari dan 7 Februari lalu menunjukkan bahwa pangkalan rudal Yusang-ri dioperasikan dan terdapat gedung baru dan bongkaran bangunan jika dibandingkan dengan hasil citra satelit pada Mei 2019.

Dalam hasil citra satelit yang diambil pada tanggal 13 Oktober 2020, terdapat 13 unit truk trailer dan truk peti kemas. Truk-truk itu diperkirakan mengangkut peralatan dan bahan-bahan yang dipakai di fasilitas bawah tanah.

Selain itu, peneliti CSIS tersebut juga memperlihatkan sebuah area latihan mengemudi di bagian timur pangkalan tersebut. Area itu diperkirakan dibuat pada pertengahan tahun 2019 hingga akhir tahun 2020 dan merupakan area penting di pasukan militer Korea Utara karena kebanyakan prajurit barunya tidak mempunyai pengalaman dalam mengemudi.

Daerah Yusang-ri yang berada di bagian timur laut sejauh 63 kilometer dari Pyongyang ini baru diketahui keberadaannya melalui laporan CSIS pada Mei 2019 lalu.

CSIS menerangkan, pangkalan rudal Yusang-ri merupakan salah satu dari 20 pangkalan rudal balistik yang tidak ingin diakui Korea Utara secara resmi dan harus dimasukkan ke dalam perundingan denuklirisasi ke depannya.

[Photo : YONHAP News]