Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menyebabkan ancaman bagi negara-negara di sekitarnya.

Tiga hari lalu, saat Korea Utara meluncurkan rudal jelajah jarak jauh, AS menanggapinya dengan pernyataan Komando Indo-Pasifik, namun kali ini pihaknya mengeluarkan pernyataan dengan posisi berbeda. Walaupun demikian, AS menegaskan pendekatan diplomasi tetap berlaku.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Edward Price menyampaikan bahwa AS mengupayakan pendekatan diplomatik dan mendesak Korea Utara untuk melakukan pembicaraan yang berarti dan nyata.

Gedung Putih menyesuaikan tingkat kritikannya terhadap Korea Utara dengan mengulang pernyataan Komando Indo-Pasifik dan mengatakan bahwa peluncuran rudal Korea Utara tidak menimbulkan ancaman langsung.

Namun ditambahkannya, program persenjataan Korea Utara adalah ilegal dan menjadi faktor yang mendatangkan ketidakstabilan di masa depan.

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan peluncuran rudal Korea Utara dinilai tidak menjadi ancaman langsung bagi warga dan wilayah AS serta sekutunya, dan hal itu menggarisbawahi dampak destabilisasi dari program persenjataan terlarang Korea Utara.

Sementara itu, PBB pun menyatakan keprihatinan akan program rudal Korea Utara dan menegaskan jalinan diplomatik dengan Korea Utara tetap menjadi satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan denuklirisasi lengkap dan dapat diverifikasi di Semenanjung Korea.

Terkait peluncuran rudal Korea Utara, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat darurat tertutup bersama komunitas internasional, termasuk AS, untuk membahas penanggulangan provokasi Pyongyang yang semakin meningkat.

[Photo : YONHAP News]