Berita

Tim Curling Putri Korea yang Semakin Populer
Cabang olahraga Curling menjadi sorotan di Korea belakangan ini. Curling sendiri adalah olahraga dengan meluncurkan batu di atas permukaan es sampai ke sasaran. Setiap regu masing-masing terdiri dari 4 orang, mereka akan bergantian meluncurkan batu, kemudian ada juga pemain yang membawa sikat untuk menggosokan jalur yang dilewati batu. Dan olahraga curling di Korea sekarang ini jadi pusat perhatian berkat tim curling putri Korea yang sangat kompak. Nama Timnya sendiri adalah Team Kim, karena semua pemain bermarga Kim. Mereka akan bertanding untuk semifinal pada malam ini melawan tim dari Jepang. Kisah dibalik prestasi mereka pun menjadi perbincangan. Sewaktu mereka masih menjadi siswa SMA, mereka memilih ekskul curling karena arena curling baru didirikan pertama di daerah Euisong provinsi Gyeongsang utara. Jadi, awal mula mereka terjun di cabang olahraga curling adalah karena hobi. Daerah Euisong pun sangat terkenal dengan bawang putihnya, sehingga mereka pun dijuluki Garlic Girls. Info lainnya dari Olimpiade adalah pertandingan pada hari Kamis kemarin, yaitu pertandingan short track speed skating nomor 500 meter putra, dimana Korea meraih dua medali. Atlet Hwang Dae-heon berhasil merebut medali perak dan Im Hyojun meraih medali perunggu. Sementara sayang sekali, untuk pertandingan short track 1000 meter putri, Shim Suk-hee dan Choi Min-jeong gagal meraih medali. Begitu juga dengan pertandingan relay speed skating 5000 meter putra yang gagal meraih medali. (Photo : Yonhap)
2018-02-23

Seputar Olimpiade PyeongChang

Pahlawan-Pahlawan Tersembunyi Berusia Senja di Olimpiade PyeongChang
Dari sekitar 14.000-an orang sukarelawan di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, sebagian dari mereka adalah para sukarelawan berusia senja. Bukan sekedar senja, namun usia mereka rata-rata telah berada di atas 70 tahun. Merekalah yang menjadi pengarah jalan dan pemberi informasi di berbagai sudut arena pertandingan yang tersebar di kota Gangneung, salah satu lokasi olimpiade musim dingin PyeongChang. Yang unik, di antara mereka terdapat pasangan suami istri bernama Choi Gyusik (75 tahun) dan Kim Gyeong-wook (73 tahun) yang selama olimpiade ini menjadi sukarelawan di dekat Gangneung Ice Hockey Center. Dengan membawa jadwal pertandingan olahraga serta buku pedoman, setiap hari selama berjalannya olimpiade ini, mereka dengan antusias berada di luar dan dalam lapangan untuk siap-siap kalau ada yang memerlukan bantuan mereka. Mereka berdua adalah asli orang Gangneung. Untuk itulah, mereka tak dapat menyembunyikan rasa bangga dan kebahagiaan karena bisa menjadi bagian dalam perhelatan internasional di tanah kelahirannya. Terlebih, sang istri yaitu Kim Gyeong-wook pernah juga menjadi sukarelawan olimpiade musim panas di Seoul tahun 1998, 30 tahun sebelumnya. Kini, lebih lengkap lagi karena dia bersama sang suami menjadi sukarelawan olimpiade musim dingin. Kapan lagi ada olimpiade di Gangneung dan kapan lagi bisa bersama suami memberikan yang terbaik untuk daerah dan bangsanya. Itulah pikiran mereka berdua. Salah satu lagi seorang sukarelawan adalah Kwon Gi-yang (76 tahun) yang bertugas di sudut toko-toko souvenir olimpiade setiap hari sembari memberikan brosur dan informasi kepada yang memerlukan. Dia pun juga mengatakan bahwa inilah hal terbaik yang bisa dia berikan kepada daerahnya dalam usia senjanya. Usia senja di atas 70 tahun memang terdengar jumlah usia yang sangat banyak. Namun, melihat antusias dan kecekatan serta kehangatan mereka di arena olimpiade, semua itu seakan-akan memberikan bukti bahwa usia bukanlah halangan untuk beraktivitas. Mereka memang pahlawan-pahlawan yang mungkin tak terlihat, namun peran mereka demi suksesnya olimpiade PyeongChang sungguh tak ternilai harganya. (Photo : Yonhap)
2018-02-22

Seputar Olimpiade PyeongChang

Menilik Persembahan Deretan Medali dari Tim Skater Pria Korea
Lee Seung-hun (30 thn), Kim Min-seok (19 thn), dan Jeong Jae-won (17 thn) adalah 3 nama pencetak rekor dan sejarah dalam olahraga speed skating di Korea. Empat tahun sebelumnya, mereka meraih medali perak di Olimpiade Musim Dingin Sochi, Rusia. Kini di negerinya sendiri, walaupun bukan emas, mereka pun mempersembahkan lagi medali perak untuk Korea. Terlebih, ternyata saat itu mereka harus bertanding lagi melawan peraih emas, tim Norwegia yang dulu juga mereka hadapi di Sochi. Lee Seung-hun sebagai senior kini telah mempersembahkan 4 medali, dan menjadi atlet Asia peraih medali terbanyak dalam olimpiade musim dingin. Hal itu karena rata-rata seorang atlet peraih medali di olimpiade musim dingin dari Asia hanya meraih 3 medali saja, seperti Lee Sang-hwa, Nao Godaira dan lainnya. Sementara itu, Lee Seung-hun juga justru tercatat sebagai satu-satunya atlet pria Asia yang secara berturut-turut memperoleh medali di tiga olimpiade. Berikut ini adalah pendapat Lee Seung-hun terkait pencapaian prestasinya. “Tujuan utama saya memang emas, walaupun kenyataannya tidak saya raih. Namun, saya sudah berusaha terbaik ditambah dengan dukungan penuh banyak pihak, jadi saya tetap tegar. Masih ada satu lagi pertandingan, jadi saya akan berusaha lagi yang terbaik untuk ini. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua orang dan pihak yang mempersiapkan olimpiade ini. Saya akan terus berusaha mencetak rekor yang baik. Terima kasih.“ Itulah Lee Seung-hun, peraih perak dan emas sekaligus di Olimpiade Vancouver, Kanada di tahun 2010. Disusul di Olimpiade Sochi, Rusia di tahun 2014 saat dia juga meraih perak. Lalu, baru saja di PyeongChang ini dengan perolehan peraknya. Jadi, total ada 4 medali yang dia raih hingga saat ini. Dua anggota tim lainnya, yaitu Kim Min-seok, selain meraih perak juga meraih perunggu di arena 1500 meter, sehingga dia mempersembahkan 2 medali. Sementara itu, sebagai anggota tim paling bungsu, Jeong Jae-won pun dinobatkan menjadi peraih medali termuda di Korea. (Photo : Yonhap)
2018-02-22

Seputar Olimpiade PyeongChang

Dari Sekedar Tim Eksul SMA yang Underdog Menjadi Tim Curling Wanita Korea Tertangguh
Olahraga curling yang secara gampang terlihat seperti menggeser-geser batu khusus di atas lapisan es untuk menuju titik sasaran memang terlihat mudah. Namun, pada kenyataannya, olahraga ini memerlukan kecekatan, ketepatan, dan daya pikir yang cepat seperti bermain catur di atas es. Di Korea sendiri, tak ada yang menyangka bahwa olahraga curling menjadi semakin tenar dan menyedot perhatian publik Korea. Ini semua berkat tim curling wanita Korea yang dulunya tak diperhitungkan namun kini menjadi tim terunggul melewati tim-tim curling papan atas dunia. Semua mata terpukau dibuat oleh kegesitan dan kekompakan para anggota tim ini. Tim curling wanita Korea yang semua pemainnya bermarga Kim ini telah menjadi sensasi karena prestasinya. Bahkan, Team Kim adalah julukannya. Mereka pada hari Rabu (21/02/18) ini masih harus memperebutkan tempat untuk maju ke semifinal setelah dalam pertandingan sebelumnya mengungguli tim dari Amerika, Kanada, Rusia, dan tim tangguh lainnya. Keberhasilan mereka tidaklah datang begitu saja. Mereka telah berlatih selama itu 10 tahun lebih di sebuah arena curling yang didirikan di daerah Uiseong di propinsi Gyeongsang Utara. Dulunya mereka adalah para murid SMA yang gara-gara bingung mau melakukan apa, akhirnya mereka ikut ekstra kurikuler main curling. Di saat yang sama di daerah mereka juga dibangun arena curling pertama di Korea. Dengan latihan dan kedisiplinan, Kim Eunjong dan Kim Yeongmi memulai curling tersebut. Kemudian, masuklah adiknya Kim Yeongmi, yaitu Kim Kyeongae. Terakhir, masuklah Kim Seonyeong dan Kim Johee yang melengkapinya. Semua bermarga Kim. Terkait daerah asal, mereka berasal dari daerah Uisong yang terkenal sebagai penghasil bawang putih, sehingga sebutan mereka lainnya adalah “Garlic Girls”. Bahkan, pemimpin mereka yaitu Kim Eunjong yang berkacamata juga disebut sebagai Clark Kent versi wanita dan Senior Berkacamata. Untunglah, semua itu disambut keempat Kim itu dengan hangat dan mereka malah minta para fasnya untuk memberikan julukan lainnya. Mereka bangga dan senang karena bisa membawa tim curling wanita semakin bersinar dan dilirik orang di dalam kompetisi curling di Olimpiade Musim Dingin ini. Berkat keceriaan, teriakan-teriakan para pemain curling wanita Korea yang berhasil memimpin skor sementara 7-1, 7 kali menang dan 1 kali kalah hingga Rabu (21/02/18) ini, maka mereka jadi tim unggulan di semifinal. Sebagai info, pada Olimpiade Sochi, Rusia 4 tahun lalu, Korea termasuk salah satu tim yang sama sekali tak diperhitungkan. Kini, berkat keuletan dan kegigihan, latihan, dan konsentrasi pada curling ini, public Korea berharap tinggi pada mereka. … (Photo:Yonhap)
2018-02-21

Seputar Olimpiade PyeongChang

Satu Emas Lagi untuk Korea, Kali ini dari Arena Short Track Speed Skating
Sebuah emas dipersembahkan lagi untuk Korea. Kali ini dari arena short track speed skating 3000 meter tim wanita. Tim wanita Korea dalam olahraga ini adalah langganan juara umum Olimpiade Musim Dingin sebanyak 6 kali. Dengan emas yang diraih di PyeongChang ini, berarti mereka berhasil mempertahankan tradisi gelar emas di Olimpiade setelah terakhir mereka meraihnya di Sochi, Rusia pada tahun 2014. Empat skater Korea yaitu Kim Alang, Shim Sukhee, Choi Minjeong, dan Kim Yejin benar-benar menjadi bintang. Arena olahraga ini terlihat mendebarkan karena terjadi beberapa tabrakan di tengah sorak-sorai dan gemuruh pendukung Korea di dalam arena es di kota Gangneung. Pada awal permainan di hari Selasa (20 Feb 2018), taktik grup speed skater Korea sedikit cenderung bergerombol di belakang, namun akhirnya bisa menyusul di dua putaran terakhir yang akhirnya memenangkan babak itu. Dari empat orang itu, salah satunya adalah Choi Minjeong yang baru saja mempersembahkan emas di babak 1500 meter. Berarti bisa dikatakan inilah pencapaiannya yang kedua dalam Olimpiade PyeongChang. Terlebih lagi, inilah kemenangan mereka saat berlaga di negeri sendiri dengan dukungan penuh penggemarnya. Dalam beberapa kesempatan, tim Korea yang sukses ini dijuluki para avengers di cabang ini. Berikut adalah sepenggal perasaan dua anggota tim ini sesaat setelah memenangkan perlombaan. Kim Alang berkata, “Dulu waktu olimpiade di Sochi Rusia, saya ingin sekali tampil dan merasakan mendapatkan medali bersama. Kini saya sangat senang karena akhirnya bisa ikut meraih medali bersama sama seperti yang saya harapkan. Saya puas karena para junior dan adik saya tak terluka dalam pertandingan ini dan kami bisa meraih hasil yang baik.” Sementara itu, Shim Seokhee mengatakan, “Yang pasti, banyak hal berat yang kami lalui bersama dalam tim estafet ini. Kami sebagai teman sejak kecil benar-benar melewati masa-masa sulit. Kami pun banyak berusaha keras selama itu dan saya ikut senang karena rekan kami Lee Yubin dan Kim Yesin juga merasakan dan meraih pencapaian ini bersama-sama.” (Photo:Yonhap)
2018-02-21

Seputar Olimpiade PyeongChang

Cha Min-kyu Buktikan Kemampuannya lewat Medali Perak
Pada pertandingan yang berlangsung Senin malam kemarin, atlet speed skating Korea, Cha Min-kyu merebut medali perak di cabang olahraga speed skating nomor 500 meter putra. Di arena pertandingan Gangneung, pria berusaha 24 tahun itu mencatat waktu 34,42 detik, hanya berbeda 0,01 detik dibelakang atlet asal Norwegia, Havard Lorentzen yang mencetak rekor Olimpiade dengan catatan waktu 34,41 detik. Sementara medali perunggu diraih oleh atlet asal Cina, Gao Tingyu. Cha sendiri adalah atlet yang beralih dari short track/lintasan pendek ke long track speed skating. Sewaktu kecil, Cha merupakan anak lemah yang sering mimisan. Ketika duduk dibangku SD kelas 4, ia mulai berlatih short track speed skate dan menemukan jiwa kemenangan yang berbeda. Namun, disamping Cha, sudah terlalu banyak atlet short track yang handal dalam bermain. Ia pun akhirnya beralih ke long track speed skating. Semenjak SMP, Cha sering disebut sebagai atlet yang berprospek. Tapi 10 tahun pun berlalu begitu saja dan Cha pun cedera menjelang turnamen kualifikasi Olimpiade Sochi 2014. Walaupun begitu Cha memilih untuk tidak menyerah. Cha Min-kyu bangkit dengan memenangkan banyak medali di berbagai pertandingan, mulai dari medali perunggu di Asian Winter Games pada tahun lalu, dan medali perak di balapan Piala Dunia tahun lalu. Kemudian Cha juga membuktikan kemampuannya di Olimpiade Pyeongchang yang merupakan panggung Olimpiade pertama bagi Cha. “Ketika tahu saya ada di dalam peringkat atas, perasaan saya bercampur aduk sampai tidak dapat berkata. Saya sangat bahagia karena berhasil mencapai target saya, yaitu berada di dalam peringkat tiga besar. Ke depannya, saya akan berusaha agar mendapatkan prestasi yang lebih baik, dan ada banyak junior-junior yang lebih baik daripada saya, jadi saya mohon dukungannya juga untuk mereka. “ucap Cha Min-kyu dalam wawancaranya. (Photo : Yonhap)
2018-02-20

Seputar Olimpiade PyeongChang

Won Yun-jong dan Seo Young-woo Gagal Mencapai Target
Tim cabang olahraga Bobsled dari Korea, Won Yun-jong dan Seo Young-woo gagal memenuhi target mereka pada pertandingan hari Senin malam kemarin. Mereka duduk di urutan ke-6 mencatat waktu gabungan 3 menit 17,40 detik setelah memainkan empat balapan di Olympic Sliding Center, Pyeongchang. Sementara medali emas dimenangkan oleh dua tim yaitu Kanada dan Jerman karena perolehan catatan waktu yang sama. Perolehan medali seperti ini, merupakan perolehan yang terjadi setelah 20 tahun. “ Pelatih dan seluruh staf sudah berusaha, begitu juga dengan atlet Seo Young-Woo yang telah menunjukan kemampuan terbaiknya…tapi saya sangat sedih karena kemarin saya sangat gugup dan membuat kesalahan. Saya sangat marah pada diri sendiri dan menyayangkan pertandingannya. Tapi karena kompetisi masih belum berakhir, saya kembali bertekad untuk mengakhirinya dengan baik. “ucap Won Yun-jong. Meskipun gagal meraih medali, hasil ini merupakan yang pertama kali bagi tim Bobsled Korea berada di top 10. Korea Selatan pertama kali berpartisipasi dalam tim Bobsled dua orang di Olimpiade Sochi 2014 dan berada di posisi ke-18. Pada saat itu, pemainya sama, yaitu Won Yun-jong dan Seo Young-woo. Mereka akan melanjutkan pertandingan merebut medali dengan bersaing dalam kompetisi Bobsled empat orang bersama Jeon Jeong-Rin dan Kim Dong-hyun pada akhir pekan ini. (Photo : Yonhap)
2018-02-20

Seputar Olimpiade PyeongChang

Akhirnya Choi Min-jeong Meraih Medali Emas
Pada hari Sabtu lalu, atlet Korea Choi Min-jeong mempersembahkan hadiah berupa medali emas untuk Korea Selatan. Choi merebut medali emas di nomor 1500 meter dan membuat tuan rumah, Korea mencatat tiga medali emas hingga sekarang. Pada pertandingan yang berlangsung di Gangneung Ice Arena, Choi menang dengan mencatat waktu 2 menit 24,96 detik. Ini merupakan medali emas pertama bagi Choi di ajang Olimpiade dan juga pembalasan dari kegagalannya di pertandingan 500 m karena didiskualifikasi. Pada lap terakhir di pertandingannya hari Sabtu itu, Choi memainkan balapan dengan kecepatan yang luar biasa tanpa rival. “Saya memperoleh hasil yang baik di panggung yang saya impikan selama 4 tahun ini, adalah berkat dukungan yang banyak dari masyarakat Korea, tim perwakilan atlet, federasi dan beberapa lembaga. Bukanlah karena saya mampu, tapi karena banyak orang di sekitar yang membantu saya untuk mendapatkan hasil yang baik. Saya lebih bersemangat karena mendapatkan banyak dukungan sehingga dapat bertanding dengan baik. Banyak sekali yang menyemangati saya, baik setelah selesai pertandingan 500m maupun ketika bertanding tadi…karena itulah saya bisa memperoleh hasil yang baik. “ ucap Choi Min-jeong. (Photo : Yonhap)
2018-02-19

Seputar Olimpiade PyeongChang

Usaha Keras Lee Sang-hwa yang lebih Bersinar daripada Medali Emas
Pada Minggu malam, atlet speed skating Korea Selatan, Lee Sang-hwa memenangkan medali perak untuk cabang speed skating putri nomor 500 m dengan 37,33 detik. Sementara medali emas diraih oleh atlet asal Jepang, Godaira Nao dengan 36,94 detik. Lee memulai debutnya di Olimpiade Turin pada tahun 2006, memenangkan medali emas pertamanya di Olimpiade Vancouver pada tahun 2010 dan medali emas keduanya di Olimpiade Sochi pada tahun 2014. Meski gagal mencapai medali emas di Olimpiade Pyeongchang, Lee menjadi pemain Asia pertama yang meraih medali pada tiga pertandingan berturut-turut. Sebenarnya Lee mempertimbangkan untuk pensiun setelah mendapatkan medali emas keduanya di Sochi. Tapi karena tuan rumah Olimpiade kali ini di Korea, ia latihan selama 4 tahun untuk menunjukan kemampuannya kepada fans dalam negeri dan menyudahi karirnya dengan sempurna. Ia tetap bertahan walaupun cedera yang terus-menerus menyiksanya. Para penonton di arena pertandingan pun memberikan tepuk tangan yang meriah dan menyambutnya dengan menyerukan Namanya. Lee Sang-hwa pun tak kuasa menahan air mata saat selesai bertanding. Tentunya air mata yang bercampur antara menyayangkan hasil pertandingan dan rasa lega karena perjuangannya telah selesai. Presiden Korea, Moon Jae-in juga memberikan pujian kepada Lee Sang-hwa melalui SNS resminya dengan tulisan bahwa atlet Lee Sang-hwa sangatlah membanggakan. Walaupun Lee menangis karena menyayangkan hasilnya, tapi Lee adalah atlet terbaik bagi kita rakyat Korea. Lee adalah ratu es abadi. (Photo : Yonhap)
2018-02-19

Seputar Olimpiade PyeongChang

Yun Sung-bin “Iron Man Diatas Es”
Pada hari Jumat lalu, tepat di hari raya Seolal, atlet skeleton Korea, Yun Sung-bin menghadiahkan medali emas ke-2 bagi Korea. Prestasi ini merupakan yang pertama kalinya di Korea sekaligus di Asia. Yun berhasil mencatat total waktu 3 menit 20,55 detik dari empat balapan dan duduk di peringkat pertama dari 30 atlet. Begitu menang, Yun langsung melakukan sujud kepada para penonton. Sujud ini sudah menjadi tradisi di Korea ketika hari raya. Yun juga mendapatkan julukan “Iron Man Diatas Es” karena helm dari karakter Iron Man yang ia pakai ketika bertanding. Iron Man kabarnya sudah menjadi role model Yun semenjak kecil. Yun mendapatkan banyak dukungan dari pihak Marvel atas prestasinya ini. Selamat ya untuk Yun Seong-bin! (Photo : Yonhap)
2018-02-16

Seputar Olimpiade PyeongChang

Go Top