Gangwondo Arirang

Melodi, irama, dan akord dianggap sebagai tiga elemen dasar dalam musik barat. Namun, musik tradisional Korea hanya memiliki melodi dan irama. Khususnya, irama atau jangdan dalam bahasa Korea menjadi fondasi musik. Di dalam lagu tradisional Korea, ada banyak irama yang sulit ditemukan dalam musik Barat, seperti halnya eotmori jangdan yang terdiri dari sepuluh ketukan. Eotmori jangdan bertempo tidak teratur. Sebuah lagu di wilayah Gangwondo berjudul "Gangwondo Arirang" dinyanyikan dengan eotmori jangdan.

Jungtaryeong

Walaupun eotmori jangdan tidak banyak digunakan, namun eotmori jangdan sering digunakan dalam pansori ketika tokoh khusus dikisahkan di dalam pansori layaknya "Jungtaryeong" yang ada diantara pansori Heungboga. Setelah si tamak Nolbo mengusir keluarga adiknya Heungbo, keluarga Heungbo merasa bingung untuk mencari rezeki. Ketika suami isteri Heungbo merasa putus asa, seorang biksu muncul di hadapan mereka, dan dia memberitahukan tempat tinggal yang baik bagi keluarga Heungbo. Di tempat tinggal itu, Heungbo mengobati seekor burung layang-layang yang patah kakinya, dan oleh karenanya akhirnya memperoleh banyak harta. Demikianlah, ketika seeorang yang mampu mengubah alur cerita atau suasana pansori muncul, lagu dengan irama eotmori jangdan dinyanyikan. 

Harimau Datang

Selain pansori Heungboga, ada bagian di mana eotmori jangdan digunakan dalam pansori Sugungga. Penyu yang naik ke darat untuk menangkap kelinci kebetulan menyaksikan pemandangan hewan-hewan yang sedang berpesta. Penyu, yang berpikir bahwa diantara para hewan itu pasti ada kelinci, berani mencoba memanggilnya. Namun tiba-tiba, harimau muncul karena dia salah memanggil. Betapa bingung dan takutnya penyu ketika harimau mendekatinya. Untuk mengekspresikan perasaan penyu itu, lagu berjudul "Harimau Datang" dinyanyikan dengan eotmori jangdan. Belakangan ini, banyak yang menyukai lagu "Harimau Datang" oleh Leenalchi. Dari segi ketukan, "Harimau Datang" verisi Leenalchi berbeda dengan lagu aslinya.