Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Hasil Kunjungan Kenegaraan Presiden Korsel ke AS

2021-05-29

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah kembali ke tanah air pada tanggal 23 Mei lalu, setelah menyelesaikan kunjungan kenegarannya ke Amerika Serikat (AS) selama tiga malam. Kunjungan tersebut membuahkan berbagai hasil, termasuk kerja sama di bidang vaksin, denuklirisasi dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea melalui dialog, pengakhiran pedoman rudal Korea Selatan dan AS, serta aliansi ekonomi.


Diantaranya, hal yang paling diperhatikan adalah kerja sama di bidang vaksin, mengingat kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Korea Selatan dan AS mengumumkan pembentukan kemitraan komprehensif dan global untuk vaksin Korea Selatan dan AS untuk bersama menanggulangi penyakit menular. Dalam langkah yang sama, Presiden Biden menjanjikan penyediaan vaksin COVID-19 untuk 550.000 orang tentara Korea Selatan. Hal itu merupakan buah dari upaya Moon untuk mewujudkan gagasannya menjadikan Korea Selatan sebagai 'pusat vaksin' global melalui penguatan kolaborasi vaksin antara Korea Sleatan dan AS.


Terkait soal ekonomi, seperti halnya kelangkaan semikonduktor global akhir-akhir ini, Korea Selatan dan AS memperkuat kerja sama dalam membentuk rantai pasokan untuk industri-industri utama, termasuk semikonduktor dan baterai. Untuk itu, perusahaan-perusahaan Korea Selatan akan melakukan investasi senilai 44 tirliun won di AS.


Selain itu, Korea Selatan dan AS sepakat memperkuat kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Hal itu dinilai sebagai perkembangan 'aliansi ekonomi' Korea Selatan dan AS ke tingkat yang lebih tinggi.


Dalam bidang keamanan, kedua negara kembali mengonfirmasi mengenai pertahanan Korea Selatan dan persiapan pertahanan gabungan antara Korea Selatan dan AS. Dalam pernyataan bersama usai KTT Korea Selatan dan AS, diumumkan pengakhiran pedoman rudal Korea Selatan dan AS, di mana pedoman tersebut berisi pembatasan jarak jangkau maksimal dan muatan rudal Korea Selatan, serta kewajiban AS untuk mengisi kekurangan pertahanan Korea Selatan yang diakibatkan oleh adanya pembatasan tersebut. Faktanya, pedoman tersebut telah kehilangan maknanya karena potensi rudal Korea Utara dan China telah ditingkatkan. Pedoman itu telah diberlakukan selama 42 tahun dan menghambat pengembangan teknologi antariksa Korea Selatan.


Mengenai masalah nuklir Korea Utara dan perdamaian Semenanjung Korea, pernyataan bersama kedua pemimpin negara tersebut menyatakan perlunya dialog berdasarkan Deklarasi Panmunjeom dan Pernyataan Bersama Singapura. Hal itu berarti pembicaraan Korea Selatan dan Utara serta AS sebelumnya dinilai berarti, dan kebijakan ke depan akan dijalankan berdasarkan hal tersebut. Dengan demikian, Korea Selatan dapat mengambil peran bermakna seperti saat mewujudkan KTT Korea Utara dan AS pada tahun 2018 lalu.


Presiden Moon menilai lawatannya ke AS merupakan "lawatan kenegaraan dan pertemuan yang terbaik" karena berhasil menciptakan hubungan ideal dengan pemerintahan Biden. Dengan demikian, hubungan Korea Selatan dan AS semakin kuat dan erat di sejumlah bidang, baik di bidang keamanan, ekonomi, dan vaksin.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >