Lyra

Alat musik tiup seperti daegeum, taepyeongso, danso, sogeum, dll umum dijuluki sebagai 'piri', layaknya julukan 'walkman' terhadap seluruh pemutar kaset apapun mereknya. Lagu pertama Citra Musik Korea edisi hari ini adalah "Lyra" atau "Geomungojari", yang biasa dikenal sebagai "Bintang Jiknyeo" di Korea Selatan. Alkisah dalam mitologi Yunani, Hermes memberikan harpa kepada Apollon. Namun, Apollon kembali memberikannya kepada putranya, Orpheus yang berbakat pada musik. Dan tatkala istri Orpheus meninggal, dia kemudian memainkan harpa itu di depan Hades, sang Dewa Kematian. Ketika Orpheus meninggal dunia, maka harpa itu juga akan turut naik ke langit hingga menjadi zodiak atau rasi bintang. Zodiak itu kemudian dikenal sebagai Lyra atau Geomungojari. 

Black Bird

Leluhur Korea menganggap geomungo sebagai alat musik terunggul diantara seluruh jenis alat musik lainnya. Bagi leluhur Korea, musik bukan hanya sarana untuk dinikmati, melainkan juga instrumen untuk mengendalikan emosi diri ketika berkomunikasi dengan angkasa luar dan aturan alam. Ketika dunia menjadi kacau, maka mereka memainkan geomungo untuk menenangkan hati dan memiliki pikiran yang benar. Demikianlah, geomungo mendapatkan kasih sayang masyarakat Korea selama seribu tahun. Namun ketika musik jenis 'sanjo' yang merangsang emosi manusia dimainkan dengan geomungo pada akhir era Joseon, banyak kemudian yang merasa putus asa. 

Suara dan Geomungo

Geomungo Factory melakukan berbagai uji coba atau eksperimen dengan instrumen geomungo, semisal memainkan geomungo dengan tangan, menggeseknya dengan busur, atau juga pernah membuat geomungo elektronik. Kali ini, kami akan memperkenalkan musik dari musisi muda Park Woo-jae. Park menghasilkan suara geomungo yang mirip dengan alat musik senar seperti ajaeng atau cello melalui cara menggesek geomungo dengan busur. Produksi suara ini ditambah lagi vokal penyanyi perempuan Park Min-hee yang menimbulkan suasana misterius dan khas. Nah, bagaimana kalau kita nikmati bersama eksperimen baru melalui geomungo ini.