Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kekacauan di 2 Bulan Jelang Pilpres Korsel

2022-01-08

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Dua bulan menjelang pemilihan umum presiden Korea Selatan, kubu calon presiden dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), Yoon Suk Yeol, mengalami kecacauan akibat konflik internal dan penurunan tingkat dukungan masyarakat. Dalam kondisi itu, calon presiden dari Partai Demokrat (DP), Lee Jae-myung,  memimpin persaingan dan dukungan untuk calon presiden dari Partai Rakyat, Ahn Cheol-soo, pun melonjak.


Yoon Suk Yeol menjadi calon presiden dari partai oposisi utama berkat  citranya yang menunjukkan kegigihan dalam penindasan penguasa saat ia menjabat sebagai Jaksa Agung, walaupun Yoon sama sekali tidak memiliki latar belakang politik. Dengan dukungan masyarakat yang sangat menginginkan pergantian pemerintahan, Yoon sempat memimpin tingkat dukungan masyarakat, mengalahkan calon presiden dari partai berkuasa.


Namun, dukungan masyarakat untuk Yoon mulai turun akibat konflik antara anggota partai dan komite pemilihan umum partai yang berkelanjutan dan kesalahan pernyataan yang dibuat Yoon, serta berbagai dugaan tindak kriminalitas yang dilakukan oleh istri dan keluarga istrinya.


Akhirnya situasi pun kini berbalik, Yoon tertinggal di belakang Lee, calon presiden dari partai berkuasa, dan bahkan dikejar oleh Ahn yang kini berada di peringkat ketiga dalam perolehan dukungan.


Dalam keadaan demikian, Yoon membubarkan komite pemilihan umum dalam partainya dan berjanji untuk meluncurkan awal baru sesuai dengan yang yang diharapkan oleh masyarakat Korea Selatan.


Kekacauan di kubu partai oposisi utama itu tampak membalikkan keadaan dalam pertarungan pemilihan umum presiden. Dalam jajak pendapat terkini, Lee mendapat dukungan sebesar pertengahan 30 persen, sementara Yoon mendapat dukungan sebesar pertengahan 20 persen. Yang menjadi perhatian dalam jajak pendapat itu adalah dukungan untuk Ahn yang mencapai 12 persen, meningkat dua kali lipat dalam satu minggu terakhir. Terlebih lagi, Ahn menempati posisi pertama dengan dukungan lebih dari 40% dalam survei tingkat kesukaan masyarakat, terlepas dari dukungan sebagai calon presiden.


Akan tetapi, Lee yang memimpin persaingan saat ini belum meraih dukungan lebih dari 30-an persen dan masih sebanyak 20 persen pemilih belum menetapkan calon presiden yang didukungnya, sehingga situasi dapat berubah kapan saja.


Pemilihan presiden kali ini dinilai sebagai pemilihan presiden yang paling tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Para calon presiden unggulan tampak sibuk dengan hal-hal negatif yang menimbulkan kecurigaan dari pihak lain, bahkan calon presiden dari partai berkuasa dan oposisi utama sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian.


Dalam kondisi seperti itu, koalisi partai-partai oposisi kemungkinan akan menjadi pembahasan dan hal yang di luar dugaan pun dapat terjadi jika Yoon tidak dapat menemukan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya saat ini.


Pemilihan presiden yang akan berlangsung dalam dua bulan mendatang semakin menunjukkan ketidakpastian dibandingkan sebelumnya, dan diperkirakan banyak perubahan akan terjadi ke depan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >