Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Moran / Everything is a Flower & Ddulle Ddulle / Gogocheonbyeon

#Citra Musik Korea l 2022-05-06

Citra Musik Korea

Moran / Everything is a Flower & Ddulle Ddulle / Gogocheonbyeon

Moran

Gagok adalah salah satu genre musik tradisional Korea yang dimainkan bersama dengan lantunan syair sijo dalam bentuk musik orkestra Korea. Permainan musik ini biasanya diiringi berbagai alat musik tradisional seperti gayageum, geomungo, haegeum, janggu, daegeum dan banyak lagi. Ada dua macam gagok, yaitu; gagok yang dinyanyikan oleh penyanyi pria dan gagok yang dibawakan oleh penyanyi wanita. Salah satu ciri khas utama dari gagok adalah vokal wanitanya yang bisa mencapai nada-nada yang sangat tinggi. Untuk mengundang seorang penyanyi gagok lengkap dengan pemain musik pengiringnya butuh biaya yang sangat mahal jadi gagok biasanya hanya dinikmati oleh kalangan orang kaya dan bangsawan saja. 

AHRI adalah kelompok paduan suara perempuan yang terdiri dari siswi-siswi SD, SMP, dan SMA yang menyanyikan musik-musik gagok. Banyak orang mengira bahwa lagu gagok tidak disukai anak muda karena iramanya yang sangat lambat. Tetapi antusiasme dari para siswa yang mau belajar musik-musik tradisional sulit seperti gagok membuat para generasi tua Korea bangga dan terharu. Kini musik tradisional Korea punya banyak penerus baru yang akan terus melestarikan budaya ini di masa depan.


Everything is a Flower & Ddulle Ddulle

Pada 5 Mei kemarin Korea baru saja memperingati Hari Anak Nasional yang biasa disebut Eorininal. Banyak orang Korea yang menganggap kata ‘eorini’ yang berarti anak-anak hanyalah singkatan dari kata ‘eorin’ dan ‘ai’ yang berarti anak kecil. Padahal sebenarnya kata ‘i’ dalam akhiran ‘eorini’ adalah panggilan yang ditujukan untuk orang dengan status lebih tinggi. Sehingga kata ‘eorini’ ini merupakan sebuah panggilan penghormatan untuk anak kecil. Anak-anak meskipun usianya masih sangat belia tetap harus dihormati sebagaimana mestinya.

Berikut ini adalah sebuah kutipan dari majalah anak-anak Korea Eorini yang pertama kali diterbitkan di tahun 1923 oleh aktivis hak-hak anak, Bang Jeong-hwan.

Nyanyian tulus dari bibir anak-anak bak burung, bunga juga ceri

Itulah suara alam sesungguhnya, itulah suara surga sesungguhnya

Bermain bagai merpati dan kelinci

Rambut halusnya terbawa angin

Itulah sikap alam, itulah bayangan surga

Di sana tiada ketamakan yang telah dewasa

Tiada pula niat tamaknya


Gogocheonbyeon

Hari Anak Nasional Korea pertama kali diresmikan pada tahun 1923, saat itu tidak diperingati setiap 5 Mei melainkan pada setiap 1 Mei. Dalam surat keputusan pemerintah tentang Hari Anak pada saat itu, pemerintah secara resmi mengeluarkan imbauan kepada para orang tua untuk memperlakukan anak-anaknya dengan baik.  Berikut adalah beberapa imbauan dari pemerintah pada saat itu.

- Jangan berbohong kepada anak.

- Bicara dengan lembut dan gunakan bahasa yang sopan kepada mereka.

- Izinkan mereka berolahraga dan tidur secukupnya.

- Lakukan kegiatan harian untuk anak seperti mandi dan potong rambut tepat waktu.

- Jangan perlihatkan hal yang buruk dan ajak mereka ke kebun binatang.

- Rawat mereka hingga dewasa dengan baik dan jangan berpikir untuk menjodohkan mereka.


Kondisi anak-anak di Korea pada awal abad ke 20 dulu jauh berbeda dengan anak-anak sekarang. Pada saat itu masyarakat Korea masih hidup susah dan anak-anak belum diperhatikan dengan baik, namun sekarang banyak anak yang sudah memiliki kehidupan yang lebih baik, disayang dan dimanja oleh orangtua bak raja.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >