ⓒ YONHAP News

Langit di Korea Selatan akhir-akhir ini tampak cerah dan bersih. Dikatakan bahwa hal itu disebabkan oleh berkurangnya debu halus karena menurunnya waktu pengoperasian pabrik di China akibat masalah kekurangan listrik. Yang lebih serius adalah kondisi China itu menurunkan rasio pertumbuhan ekonomi China, sehingga berpengaruh besar pada ekonomi dunia. 

Kebuntuan dalam kesulitan kekurangan listrik dan situasinya berpengaruh pada bidang manufaktur secara keseluruhan. Selain itu, pabrik perusahaan asing yang ditempatkan di China, termasuk pabrik produksi Korea Selatan, juga mengalami gangguan karena terpaksa menghentikan operasi pabrik yang diakibatkan oleh kekurangan pasokan listrik. China dijuluki sebagai pabrik dunia, namun akibat situasi kali ini, banyak pihak yang mengkhawatirkan jaringan distribusi global akan menjadi kacau, dan situasi itu dapat menyebabkan inflasi. 

Belakangan ini, kondisi ekonomi China menurun secara tajam akibat regulasi pemerintah terhadap perusahaan swasta, merebaknya kembali COVID-19, kenaikan harga bahan baku, dan lain-lain. Ditambah lagi, ada gangguan pasokan listrik, masalah perusahaan Evergrande, dan lain sebagainya. Hal ini kemungkinan menurunkan rasio pertumbuhan ekonomi tahunan China. Jika demikian, maka juga akan berpengaruh besar pada ekonomi Korea Selatan yang terhubung erat dengan ekonomi China. 

Khususnya, ekonomi Korea Selatan yang bersandar pada China. Stagnasi ekspor China juga akan melemahkan ekspor Korea Selatan. Selain itu, situasi tersebut meningkatkan fluktuasi nilai tukar mata uang won. Untuk mencegah masalah serupa, perusahaan Korea Selatan harus mengambil langkah lanjutan, seperti mengamankan pemasok suku cadang alternatif. Pemerintah juga harus dengan cepat memberikan informasi yang relevan kepada perusahaan-perusahaan lokal. Selain itu, pemerintah perlu mendiversifikasi negara pemasok suku cadang.